Kamis, 17 Maret 2011

DISIPULUS


Mat 7:7-12

"Tuhan, ajarlah kami berdoa," (Luk 11:1). Inilah permintaan tulus seorang murid yang sadar bahwa dirinya bukanlah apa-apa. Ia sadar bahwa kewajibannya semata-mata adalah belajar. Seluruh perjalanan seorang murid taklain, tak bukan adalah suatu perjalanan untuk selalu belajar. Belajar mengisyaratkan keberadaan diri yang tak tahu apa-apa atau belum cukup memiliki sesuatu yang bisa diandalkan untuk diberi kepada orang lain. Kecuali ketekadan untuk belajar itu sendiri. Si murid merasa diri seperti bejana kosong yang selalu minta untuk diisi.

Sang murid meminta kepada Gurunya untuk mengajari mereka berdoa. Berdoa adalah usaha untuk tetap berada dekat dengan Tuhan. Meskipun kita sendiri tahu bahwa Tuhan tidak pernah jauh dari kita, berdoa tetap merupakan salah satu sarana yang mampu menyadarkan kita akan kedekatan Tuhan dengan kita ini. Dengan berdoa murid merasa hidupnya lebih aman karena ia sadar bahwa ia berada dekat dengan Tuhannya.

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Mat 7:7). Yesus, sang Guru, kembali menegaskan kepada para muridNya untuk tidak pernah berhenti berdoa. Penegasan Yesus ini menunjukkan bahwa sikap sejati seorang murid adalah meminta bukan menuntut. Meminta berarti memohon dengan penuh pengharapan bahwa permintaannya dapat terkabulkan. Jadi tugas utamanya hanyalah meminta, persoalan dikabulkan atau tidak permintaanya itu sepenuhnya merupakan wewenang dari Tuhan. Seorang murid tidak boleh menuntut atau memaksa Tuhan, apalagi menyuap Tuhan dengan berbagai perbuatan-perbuatan baik hanya supaya doanya dikabulkan. Yang dimaksudkan dengan menyuap Tuhan itu misalnya seperti mengandalkan perbuatan-perbuatan baiknya; amal, bakti, puasanya, sebagai garansi dan modal untuk mendapat rahmat dari Tuhan. Seorang murid tidak bisa mengekang Tuhan dengan jalan pikirannya bahwa setiap perbuatan baiknya pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan.

Kalau begitu apa yang menjadi andalan seorang murid bahwa permintaannya dapat dikabulkan oleh Tuhan? “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."(Mat 7:11). Andalan seorang murid adalah kemurahan hati dari Tuhan. Tuhan yang maha murah dan maha mengetahui tentunya memahami dengan baik sekali kebutuhan dari setiap muridnya. Jadi Tuhan akan memberikan kepada setiap orang yang meminta kepadanya apa yang sesungguhnya sangat dibutuhkannya. Yang barangkali tidak persis seperti yang dimintakan sang murid. Tetapi sering kali malah jauh melebihi apa yang diminta oleh sang murid. Apakah saya sudah memiliki sikap sejati seorang murid?

Tidak ada komentar: