Selasa, 01 Maret 2011

UPAH

Mrk 10: 28-31

Tanggal 01 dalam bulan, tanggal muda, tanggal untuk mendapat upah. Wajah lebih sumringah, langkah lebih ringan, ke kantor lebih pagi. Begini kira-kira suasana awal bulan orang-orang gajian; orang-orang upahan. Paling kurang untuk satu bulan ke dapan sudah ada yang diandalkan buat menyambung hidup. Tidak peduli sedikit atau banyak, cukup atau tidak. Sementara, biarkan hati dipenuhi ketenangan dulu. Mungkin tunggakan utang masih menumpuk, tagihan ini dan itu belum lunas dibayar. Biarlah saja, kesusahan hari ini cukupkanlah saja untuk hari ini. (Mat 6:11). Jerih payah sebulan perlu dirasakan nikmatnya juga, bukan?

“orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal” (Mrk 10:30). Yesus menjanjikan upah yang besar bagi mereka yang berkorban untuk Dia. Upah yang sangat sepadan dengan meninggalkan orang tua, saudara-saudari, pekerjaan bahkan diri sendiri. Setiap pengorbanan manusia mendapat penghargaan yang setimpal dari Yesus. Bahkan penghargaan yang diberikan Yesus jauh lebih besar dari yang mungkin diharapkan oleh manusia. Yesus tidak memberikan jaminan ketenangan di dunia semata, melainkan terlebih jaminan keselamatan abadi di surga. Inilah yang dimaksudkan dengan 100 kali lipat.

Orang yang mendapat upah biasanya adalah orang yang sudah bekerja. Bagaimana caranya bekerja supaya bisa mendapatkan upah 100 kali lipat? Orang-orang sukses telah bekerja dengan cara yang tepat sehingga mereka memperoleh 100 kali lipat. Ada dua rahasia untuk dapat bekerja dengan cara yang tepat: focus pada pekerjaan dan selebihnya biarkan Allah yang menyelesaikannya.

Focus berarti menetapkan hati, pikiran dan tenaga seutuhnyan pada apa yang sedang dikerjakan. Sungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, (Mrk 10:29)… karena hal yang terpenting dalam hidup yang sungguh-sungguh ada secara nyata adalah hal yang sedang kita hadapi pada saat ini, di sini. Hic et nun. Hari kemarin sudah berlalu, hari esok masih belum pasti. Bila kita bekerja dan menganggap bahwa apapun yang sedang kita kerjakan sekarang adalah hal yang paling penting maka kita akan bersungguh-sungguh melakukannya. Yesus tidak mengatakan bahwa hubungan keluarga, relasi persahabatan atau kerja sama di tempat kerja tidak penting. Semua itu penting. Yang mau ditandaskan Yesus adalah bahwa jika kita melakukan sesuatu buatlah seolah-olah hal-hal lain saat itu belumlah penting. Ini penting karena akan membantu kita memusatkan seluruh kemampuan kita untuk menyelesaikan pekerjaan kita secara lebih efisien.

Dan bila kita sudah sungguh-sungguh focus pada apa yang sedang kita lakukan, tinggal menunggu hal baik apa yang akan terjadi kemudian. Perhatikan baik-baik semuanya akan menjadi lebih baik. Bahkan dapat menghasilkan buahnya 100 kali lipat.

2 komentar:

levi mengatakan...

bagus. terus rajin nulis pak....

hugo mengatakan...

thanks ya, Vi