Selasa, 17 November 2015

RETRET SMA/SMP: WHO AM I


who  am  i ..?
 







“COGNESCE TE IPSUM”

BUKU PANDUAN BINA ROHANI


DISUSUN OLEH
TIM SPIRITUALITAS


SMK KATOLIK SINT LOUIS SURABAYA
2015

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………… .1
I.                   PENGANTAR ……………………………………………. 2
II.                BAHAN BRIEFING …………………………………….. 10
III.             MENGENAL DIRI SENDIRI…………………………… 12
IV.             DOA PENYERAHAN DIRI (Doa Malam I) ..................... 17
V.                MEDITASI ALAM (Doa Pagi I)…………………………18
VI.             SEPERTI ALAM………………………………………….19
VII.          CORECTIO FRATERNA……………………………….  19
VIII.       IBADAT REKONSILIASI (Ibadat Malam II) …………20
IX.             IBADAT SYUKUR (Ibadat Pagi II) ……………………23
X.                PERMAINAN DAN PEMAKNAAN ……………………24
XI.             ACTION PLAN  …………………………………………29
XII.          PANITIA …………………………………………………35
LAMPIRAN
·         Mazmur 139 ……………………………………………..36
·         Mazmur 4:1-6 ……………………………………………37
·         Mazmur 5:2-6. 8-9. 13 …………………………………..38
·         JADUAL  BINA  ROHANI TINGKAT X DAN XII ………… 39









I.       PENGANTAR

1.      Apa itu Bina Rohani?
“Diam itu emas”. Silent is Gold. Ini adalah kata-kata besar yang melahirkan gagasan yang besar. Para pemikir besar selalu melahirkan pemikiran-pemikiran yang cemerlang ketika mereka mengambil waktu untuk berdiam diri. Penemuan-penemuan spektakuler datang dari kerja keras dan ketekunan yang berlangsung dalam ketenangan. Seorang tukang emas menciptakan perhiasan yang memukau mata ketika dia mengukir emasnya dalam diam. Di dalam diam dan keheningan, ada kedekatan emosional dan spiritual antara apa yang kita kerjakan dan kita yang mengerjakan pekerjaan itu. Sehingga tidak mengherankan bila seseroang bisa lupa waktu bila sedang diam menekuni sesuatu.
Alampun bertumbuh dalam diam. Benih jatuh ke tanah, masuk dalam tanah, terkubur diam dan bertumbuh perlahan-lahan, tanpa suara, tanpa orang lain tahu. Kita bangun pagi dan menemukan tunas yang mulai muncul. Daun yang mulai bertambah. Dahan yang bercabang. Batang yang membesar dan akhirnya menjadi sebatang pohon.
Bina Rohani adalah saat-saat masuk dalam suasana diam itu. Inilah kegiatan yang secara khusus diperuntukan untuk melihat kembali ruang rohani kita.  Dalam suasana yang relatif diam dan tenang kita diajak untuk mendalami kedalaman spiritual kita.  Kita diajak untuk lebih mengenal diri pribadi dan kedekatan kita dengan sesama dan Tuhan.
Rohani harus mendapat pembinaan karena rohlah yang menggerakan seluruh diri kita. Ada tiga unsur dalam diri manusia, yakni tubuh, roh dan jiwa. Tubuh mencakup aspek material yang bisa diindrai dari diri seseorang. Misalnya kepala, kaki, tangan, hati jantung rambut dan telinga, serta organ tubuh lainnya. Roh adalah aspek spiritual atau mental yang tidak dapat diindrai secara kasat mata tapi sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup seorang manusia. Misalnya pemikiran, hasrat, kemauan, tanggung jawab, disiplin dan lainnya. Jiwa adalah aspek kerohanian yang  mengarahkan manusia untuk bergantung dan mencari penciptanya.
Dengan pembinaan rohani diharapkan mental seseroang akan lebih terasah sehingga ia dapat bersikap secara dewasa dan lebih bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain sebagai satu keluarga besar.   
  
2.       “Who Am I”?
a.      Latar belakang
Sejak dari mula, orang-orang Yunani dan Romawi berseru: “Cognesce te Ipsum! Kenalilah dirimu sendiri!” Setiap kita sejak dari lahir pasti telah diberi sebuah nama. Setiap kita punya kartu identitas yang membuat orang dapat mengenali kita secara cepat.  Namun Setiap kita mungkin masih selalu bertanya-tanya siapa sih sebenarnya diriku? Pencarian akan jati diri, katanya, memang setua usia manusia itu sendiri. Mengapa orang merasa begitu penting untuk mengetahui jati dirinya? Pencarian akan jati diri membuat seseorang akan lebih “tahu diri”. Terutama dalam mengembangkan potensi diri dan berelasi dengan orang lain.
Tema Bina Rohani yang diperuntukkan bagi siswa-siswi tingkat X SMK Katolik Sint Louis ini dirasa koheren dengan perkembangan jiwa para siswa yang tengah mencari “jati diri” atau paling kurang gambaran dirinya yang tepat. Dengan tema ini dimaksudkan agar setiap siswa mendapat bekal metode dalam mengarungi lautan pertanyaan siapakah diriku?

b.      Metode Pendekatan
Dalam kegiatan Bina Rohani ini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan “Siapakah diriku?” dengan memakai gagasan Jendela Johari sebagai metode pendekatannya.





Peta Komunikasi Jendela Johari


SADAR DIRI
TIDAK DISADARI
DIKENAL
I.    PRIBADI TERBUKA
II. PRIBADI TAK TAHU DIRI (BUTA)
TAK DIKENAL ORANG LAIN
III. PRIBADI TERSEMBUNYI
IV. PRIBADI YANG TAK DIKENAL SIAPAPUN

Setiap orang memiliki empat “bilik” diri:
1.      Pribadi Terbuka: bagian dirinya yang secara sadar diketahui orang itu dan juga dikenal oleh orang lain. Itulah kepribadian yang tampak/terbuka.
2.      Pribadi Tak Tahu Diri/Buta: bagian dirinya yang tak disadarinya atau tak diketahuinya tetapi orang lain dapat mengetahuinya.
3.      Pribadi tersembunyi: bagian dirinya yang diketahuinya/disadarinya tetapi tidak ditunjukkan atau dikenalkan ke orang lain.
4.      Pribadi yang tak dikenal siapa pun: bagian dirinya yang tak disadari/diketahuinya maupun orang lain. Bagian ini dipercaya hanya diketahui oleh Sang Pencipta. Bilik inilah yang masih memungkin hal-hal luar biasa dan tak terbayangkan bisa saja muncul dari seseorang.

Untuk masuk lebih dalam pada bilik “Pribadi Terbuka”, maka dalam kegiatan Bina Rohani ini setiap peserta akan diajak untuk merenungi dirinya sendiri melalui sesi “Aku dan Diriku”.
Selanjutnya dalam sesi “Aku dan Sesamaku”, peserta akan mendapat kilasan gambaran dirinya yang disampaikan oleh orang lain yaitu teman-temannya sendiri.
Sedangkan untuk masuk dan membuka tabir “Pribadi tersembunyi”, para peserta akan dihantar dalam sesi “Aku dan Keluargaku”.
Secara praktis, metode yang dipakai dalam Bina Rohani ini adalah doa-doa, refleksi pribadi, sharing kelompok, ceramah, outbond dan kegiatan kemandirian.

c.       Manfaat semakin mengenal diri
Sangat diharapkan setelah melalui sesi-sesi dan seluruh proses dalam kegiatan Bina Rohani ini,  setiap peserta mampu mengenal dirinya secara lebih mendalam dan secara terbuka menerima serta MENSYUKURI keadaan dirinya sebagai hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepadanya. Dengan mengenal diri secara lebih mendalam, setiap orang akan lebih mudah mengembangkan dirinya ke arah yang positif dan secara wajar membangun relasi yang baik dengan sesamanya.
Sikap-sikap positip yang diharapkan muncul setelah kegiatan ini antara lain sebagai berikut:
·         Lebih menerima dan menggahargai dirinya apa adanya
·         Lebih percaya diri dalam menampilkan diri dan berelasi dengan orang lain.
·         Lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam hidupnya
·         Lebih bersemangat dan bergairah dalam setiap kegiatan, khususnya mengikuti proses belajar mengajar.
·         Lebih berani menunjukkan bakat-bakat dan kemampuannya dalam kegiatan-kegiatan di sekolah maupun di masyarakat.















II.                ALUR RETRET WHO AM I
HARI PERTAMA
1.         Prakondisi
a.       REGISTRASI
Peserta melakukan absensi, cecking perlengkapan, mengumpulkan HP dan dompet. Peserta diberi motivasi oleh pejabat sekolah untuk setia mengikuti tiap sesi retret.
b.      Makan Siang
Peserta makan siang bersama, doa bersama dan siap-siap menuju bus untuk melakukan perjalanan ke tempat retret.
2.         Welcome
Peserta tiba di tempat retret, beristirahat sejenak, dibagikan name tag dan buku retret. Peserta disiapkan untuk masuk dalam “Kampung Syukur”.
a.       Briefing
Peserta mendapat penjelasan awal tentang tempat-tempat yang digunakan selama retret dan aturan-aturan umum di tempat retret.
b.      KONTRAK PSIKOLOGIS
Peserta bersama walikelas membuat aturan-aturan dan sanksi-sanksi khusus selama retret guna memperlancar jalannya retret sehingga membawa manfaat yang berarti bagi setiap peserta retret.
c.       ICE BREAKING
Peserta dipimpin mengikuti Ice Breaking.  Tujuannya untuk mencairkan suasana dan menyiapkan mereka untuk masuk dalam situasi kemah “Kampung Syukur”. Maka mulai ditentukan atau dipilih para pengurus kampoeng syukur, yakni Kepala Kampung dan para ketua suku/ketua tenda.
d.      UPACARA INISIASI
Upacara Inisiasi adalah upacara untuk mengukuhkan peserta menjadi bagian dari kampong syukur. Tujuannya mengajak peserta untuk mulai masuk dalam suasana retret yang diumpamakan seperti sebuah kampong tempat peserta belajar mengenal diri dan bersyukur atas anuhgerah berlimpah dari Tuhan.
3.         Sesi Pengantar
a.       Apa itu Bina Rohani? (lihat bagian pengantar hal. 1)
b.      Harapanku
Peserta menulis perasaan dan harapan-harapannya dengan mengikuti retret ini.
4.         Sesi I: AKU DAN DIRIKU
Sesi ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk pengolahan pribadi, character building, membicarakan kembali jati dirinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tujuannya peserta mampu lebih dalam mengenal dirinya, serta menerima dan mensyukurinya.
a.       Kekurangan dan Kelebihan Diriku
Sesi ini diawali dengan menemukan gambaran dirinya. Peserta mengisi daftar kelebihan dan kekurangan diri, serta menyimak penjelasan tentang mengenal diri sendiri dan manfaatnya. Dilanjutkan dengan melihat film tentang “orang cacat” yang bisa menerima keadaan dirinya. Peserta diajak untuk  menerima keadaan dirinya apa adanya.
b.      Jurit Malam
Dalam sesi ini peserta diajak untuk menelusuri perjalanan dirinya dari masa kecil sampai keberadaannya saat ini. Bahwa apa yang telah dialaminya selama hidupnya turut membentuk karakter dirinya saat ini. Peserta dipisahkan satu dengan yang lain sehingga benar-benar secara sendirian meneluri masa lalunya dengan melengkapi “cerita dirinya” yang terdapat di buku retret peserta.

c.       Doa Malam I: Syukur Penerimaan Diri
Doa malam merupakan puncak kegiatan hari I. Peserta diajak untuk mensyukuri keadaan dirinya, yang merupakan pemberian Tuhan yang paling sempurna. Peserta diminta mengungkapkan rasa syukurnya dalam bentuk doa.
HARI KEDUA
5.         Doa Pagi: Meditasi Alam
Doa pagi di alam dalam bentuk meditasi. Tujuannya peserta menyadiri dan mensyukuri berbagai berkat Tuhan atas dirinya sampai saat ini.
6.         Seperti Alam
Dari hasil refleksi dalam Jurit Malam, peserta menggambarkan dirinya dengan benda-benda yang ada di alam. Tujuannya peserta mampu menunjukan siapa dirinya kepada orang lain (teman-temannya).

7.         Sesi II: AKU DAN SESAMAKU
Tujuan dari sesi ini adalah peserta dapat mengetahui dan menerima apa kata teman tentang dirinya.
a.       Outbond “AVATAR”
Tujuan Outbond adalah peserta  dapat lebih saling mengenal sifat-sifat khas teman-teman sekelompoknya. Mereka dikondisikan untuk  dapat berinteraksi dan bekerjasama dalam satu kelompok melalui permainan-permaianan. Disebut AVATAR karena setiap permainan membawa peserta untuk mengalami semua unsur bumi: Tanah, Air, Api dan Udara.
b.      Corectio Fraterna
Corectio Fraterna merupakan puncak dari sesi AKU dan SESAMAKU. Tujuan: agar setiap peserta mendapat gambaran dirinya seturut apa yang disampaikan oleh teman-temannya. Diharapkan setiap peserta dapat menggambarkan secara jujur pribadi  temannya sesuai dengan pengalamannya dengan dia selama ini. Lebih dari itu setiap peserta diharapkan untuk lebih saling memotivasi agar temannya lebih berkembang ke arah yang baik.


8.         Sesi III: AKU DAN KELUARGAKU
a.       Latihan Role Play
Latihan role play merupakan persiapan untuk masuk ke dalam sesi Aku dan Keluargaku. Peserta dikelompokkan menjadi tiga (sebaiknya mengikuti kelompok corectio fraternal). Masing-masing kelompok mendapat satu tema role play, yaitu keluarga yang broken home, keluarga super sibuk, dan keluarga harmonis. Diharapakan role play dipersiapkan dengan baik agar tampilan lebih maksimal.
b.      Pementasan Role Play
Tujuan pementasan role play adalah peserta mendapat gambaran keadaan situasi – situasi keluarga dewasa ini. Peserta kemudian dihantar untuk masuk ke dalam situasi konktret keluarganya sendiri sebagai tempat dirinya tumbuh dan berkembang hingga saat sekarang. Diharapkan diakhir tampilan Pembina memberi peneguhan tentang peran penting keluarga dalam perkembangan dan pembentukan karakter  peserta.
c.       Sharing Kelompok
Tujuan: peserta dapat berbagi situasi keluarga dan peran orang tuanya  bagi perkembangan dirinya. Peserta dapat mendalami latar belakang keluarganya yang menjadi salah satu unsur pembentuk karakter dirinya.
d.      Doa Malam II: Rekonsiliasi
Ibadat rekonsiliasi merupakan puncak kegiatan hari ke dua. Tujuan: peserta diajak untuk menerima dirinya apa adanya, menerima dan bersyukur atas keluarga di mana ia bertumbuh dan berkembang sampai saat ini, mengungkapkan penyesalan dan niat tobat untuk semua kesalahan/dosa baik terhadap dirinya sendiri, teman-temannya, para guru maupun orang tua dan saudara/i-nya.
HARI KETIGA
9.         Sesi IV: AKU ANAK TUHAN
Sesi ke empat merupakan sesi jawaban. Peserta diarahkan untuk menerima bahwa apa pun jawaban atas pertanyaan Who Am I yang telah direnungkan peserta selama ini, satu jawaban yang PASTI yang harus dibawa pulang dan selalu diingat sampai kapanpun adalah AKU ADALAH ANAK TUHAN. Inilah hal terbesar yang harus disyukuri. Tuhan cinta padanya dan selalu mengharapkannya untuk jadi anak yang BAIK.
a.       Doa Pagi: SYUKUR, AKU ANAK TUHAN
Bersyukur bahwa dirinya sungguh dicintai Tuhan. Referensi Mazmur 8
b.      SUrat untuk Orang tua: Syukur, Aku dikasihi TUhan
Tujuan: mengungkapkan terima kasih peserta kepada orang tuanya masing-masing atas segala kebaikan yang boleh diterimanya selama ini. Ucapan terima kasih diungkapkan dalam bentuk surat. Surat dikirimkan satu minggu setelah retret oleh wali kelas/pembimbing retret.
c.       Berkemas
d.      Lima Keutamaan Vinsensian
Tujuan: menjelaskan lima keutamaan Vinsensian sebagai salah satu bentuk spiritualitas hidup yang dikembangkan dan dihayati di sekolah SMK St. Louis.
e.       Misa: AKU DIKASIHI TUHAN
Seluruh rangkaian retret ditutup dengan misa syukur: Aku dikasihi Tuhan.


















III.             PERANGKAT PENDUKUNG

1.         BAHAN BRIEFING

Pembimbing utama adalah TUHAN. Maka keberhasilan ditentukan oleh seberapa dekat kita dengan Tuhan dan seberapa banyak kita curhat dengan Tuhan untuk mencari kehedak Tuhan atas hidup kita. Keberhasilan akan menjadi sempurna bila membawa perubahan dalam diri kita masing-masing. TIM, Guru Pendamping, Kegiatan dan Prosesnya: hanyalah sarana.

Kamar mandi terletak di kebun petai di depan Gua Maria dan di sebelah kanan lapangan basket. Kamar mandi terbatas, gunakan waktu mandi sebaik-baiknya.

Lahan camping terbagai dalam dua bidang. Bidang pertama untuk perkemahan, bidang kedua untuk mendirikan tenda pertemuan. Lahan camping harus selalu bersih dari sampah, karena itu biasakan membuang sampah di tempatnya, atau mintalah kresek hitam untuk penampungan sampah sementara di masing-masing tenda.

Semua peserta Camping Rohani hidup dan berproses bersama di area camping ground selama acara berlangsung. Tidak diperkenankan keluar kompleks GSV.

Barang-barang berharga tidak diperlukan. Karena itu, semua barang berharga selain buku dan alat tulis, seperti: HP, uang, alat elektronik, dan alat berharga lainnya hendaknya dititipkan kepada wali kelas atau pendamping.

Sakit itu wajar. Tetapi sakit karena ketidakdisiplinan dalam menggunakan waktu istirahat bisa menimbulkan kesulitan bagi orang lain. Gunakan waktu istirahat dengan baik, jaga kesehatan. Bila sakit silahkan hubungi guru pendamping.

Keplek nama harus selalu dipakai selama acara.

Peralatan
*         Ada beberapa peralatan masak. Peralatan masak digunakan untuk memasak pada hari kedua, maka petugas masak wajib memelihara dalam keadaan bersih, kering, dan tidak rusak. Kerusakan peralatan masak akibat kelalaian pengguna adalah tanggung jawab pengguna dan wajib mengantinya.
*         Masaklah di luar tenda, kecuali bila kondisi cuaca tidak memungkinkan. Peralatan masak, jika sedang tidak dipakai, JANGAN DILETAKKAN DI LUAR TENDA. Harap dijaga agar tidak terkena hujan.
*         Jangan menginjak matras dengan sepatu dan/atau sandal. Gunakan sebagai alas tidur!!!

Hal lain yang masih diperlukan untuk diperhatikan peserta, akan diberitahukan selama proses acara berlangsung.

2.         UPACARA INISIASI

Urutan upacara Inisiasi:
·         Kepala Suku menyiapkan pasukannya masing-masing
·         Kepala kampong/pemimpin upacara memasuki lapangan upacara dan mengambil alih pasukan
·         Pembina upacara/wali kelas memasuki lapangan upacara.
·         Penghormatan kepada Pembina upacara dipimpin oleh kepala kampong
·         Pembacaan kontrak psikologis peserta selama retret.
·         Pengucapan Lima Keutamaan Vinsensian dan diikuti oleh seluruh peserta.
·         Amanat Pembina upacara
·         Prosesi Inisiasi (setiap peserta dipanggil namanya satu persatu untuk menerima name tag dari wali kelas dan mendapat coretan lumpur diwajah sebagai tanda masuk ke dalam kampong syukur)
·         Doa
·         Penghormatan kepada Pembina upacara
·         Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara
·         Kepala kampong membubarkan barisan

3.         PERASAAN DAN HARAPANKU

Sesi kecil ini dibuat setelah pengantar awal. Tujuannya peserta dapat mengidentifikasi perasaannya yang sangat dominan saat itu, sebagai langkah awal untuk masuk dalam situasi diri yang sesungguhnya. Peserta juga diminta untuk mengenali harapan awalnya dengan mengikuti kegiatan retret/bina rohani ini.
Action:
Setiap peserta diminta menjawab dua pernyataan penuntun ini, lembaran kertas yang telah disediakan;
1.      Gambarkan apa perasaanmu yang sangat dominan saat ini dengan satu atau DUA kata saja!
2.      Gambarkan secara singkat (dua atau tiga kata)  harapan anda dengan mengikuti retret/bina rohani ini!
Setelah itu peserta meletakan lembaran jawabannya di tengah dan peserta yang lain menyusun jawaban-jawaban itu dalam tema yang senada. Misalnya jawaban senang dikelompokkan bersama jawaban gembira, bahagia, sukacita, dan lain-lain.
Kemudian seorang peserta diminta menarik kesimpulan atau ringkasan dengan menggabungkan jawaban-jawaban yang ada.
Sesi ini ditutup dengan rangkuman harapan bersama dari kelas itu.


4.         MENGENAL DIRI SENDIRI (SESI I)

Mengingat perkembangan teknologi yang pesat, arus informasi yang deras, perubahan system pendidikan dan social dalam setiap masyarakat modern, dan runtuhnya struktur bisnis tradisional, sangatlah penting bagi manusia untuk mengetahui apa yang mendorong perilaku dan pikiran mereka, mengapa mereka melakukan hal-hal yang mereka lakukan atau sekedar mengetahui “siapa diri mereka” sebagai seseorang. Pengenalan diri ini bukan hanya vital bagi kita untuk menghadapi tantangan dunia yang berubah cepat sejak awal abad ke-21, bahkan juga sangat membantu sebagai sarana yang memudahkan kita untuk memahami orang lain yang kita pilih untuk berinteraksi dalam kehidupan pribadi dan karya kita. Hanya dengan mengenal diri sendiri terlebih dahulu, kita akan mampu untuk benar-benar memahami orang lain dan lebih jarang menyalahartikan komunikasi atau tindakan mereka dan salah menilai sikap mereka.
Dengan wawasan yang lebih baik tentang proses kerja otak sendiri dan orang lain (dan kita masih berada di awal perjalanan yang menyenangkan menuju ujung perbatasan yang sejati), lebih besar kemungkinan kita untuk memanfaatkan kekuatan otak secara lebih baik, lebih senang saat melakukannya, dan pada akhirnya hidup lebih harmonis, bukan saja dengan diri sendiri, melainkan, yang lebih penting, juga bersama orang lain di sekitar kita.

Tidak ada Seorangpun yang seperti saya

Sementara kita mulai memahami diri sendiri dan keragaman manusia, gagasan tentang setara tetapi berbeda mungkin dapat lebih dipahami, dan kita dapat lebih menghargai sebagian dari banyak manfaat yang ditimbulkan dari pemahaman baru tentang perbedaan:
-          Akhirnya, kita tidak akan merasa bingung lagi tentang diri kita sendiri, dan menghargai individualitas kita, lebih memahami diri kita, dan karakteristik-karakteristik yang kita miliki.
-          Kita bisa membantu menciptakan keragaman dalam kehidupan pribadi atau karya dengan mengakui bahwa perbedaan gaya diperlukan dalam setiap kelompok agar bisa bekerja secara lebih efektif.
-          Kita dapat mensyukuri keragaman apabila kita memahami mengapa anak-anak sering sangat berbeda dengan orang tua mereka, dan mengapa dua hal yang berbeda itu justru saling menarik satu sama lain.


Menerima Diri

Kita mengira kita telah banyak mengenal diri, tetapi sebagai orang yang terus ingin mencari tahu, sikap terbuka dalam mempelajari hal-hal baru sangat perlu terutama dalam mengenal diri.
Seperti umumnya hal yang baru, kita harus mengambil langkah pertama lebih dulu, menerima kemampuan-kemampuan kita yang sejati. Meskipun kita tidak pernah menyadari memiliki kekuatan-kekuatan itu, terimalah bahwa kita memang memilikinya. Anda bisa mempercayai diri kita dan gaya kita. Amati cara kita mengerjakan segala sesuatunya ketika kita kita berada dalam “kondisi mengalir”, ketika segalanya tampaknya datang dengan mudah. Terus praktikkan kemampuan-kemampuan dan kekuatan-kekuatan kita, dan kita mungkin terkejut melihat hasilnya.

Semakin Mengenal, Semakin Banyak yang Bisa Kita Ketahui

Apakah kita mengalami perubahan yang drastis, perubahan kecil, atau tidak ada perubahan sama sekali dalam persepsi-diri kita? Ada satu hal yang pasti, yaitu: semakin kita mengenal diri sendiri dan cara pandang kita, semakin banyak yang bisa kita ketahui tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan  kita dan bagaimana kita bergerak, semakin mampu kita berkembang berdasarkan pengetahuan itu. Kita akan lebih mudah menjalani hidup dengan cara kita, bukan dengan mengikuti nasihat orang lain meskipun maksud mereka baik.
Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki tentang cara kita menyerap informasi, kita akan mampu dan makin mudah melakukannya. Sama halnya dengan melatih otot-otot yang hampir tidak pernah digunakan sebelumnya: pada awalnya mungkin terasa sedikit sakit, tetapi semakin sering kita melatih otot-otot tersebut, semakin enak kita merasakan dan semakin mudah melakukannya. Yang terjadi dengan kemampuan belajar malah lebih jauh lagi: semakin kita mengaktifkan otak dengan cara kita, otak akan semakin ingin belajar, menyerap informasi, menyimpan, dan mengambilnya kembali. Ini adalah bahan bakar yang akan menjaga motivasi kita tetap menyala.
Dengan mengenal-diri secara lebih mendalam disertai serangkaian  strategi yang mudah dan sesuai dengan yang telah dijelaskan, kita bukan hanya akan lebih efektif dalam belajar atau bekerja, melainkan juga lebih menikmatinya dan lebih puas dengan hasil-hasilnya.

Menjadi akrab dengan Pribadi yang Baru

Sejak menemukan diri sejati yang baru dan lebih jelas melihat kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, kita telah memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang secara berbeda, ketika kita memperoleh kewaspadaan baru tentang diri sendiri dan orang lain. Bahkan, meskipun reaksi kita terhadap sebagian hasil mungkin seperti: “Ini bukan diriku!” atau “Ini bukan caraku!”, pikirkanlah lagi karena reaksi semacam itu menjadi pertanda bahwa gaya sejati kita tidak digunakan, dan harga yang harus kita bayar adalah stress, sangat lelah, frustasi, dan tidak puas. Karena itu, percayalah profil kita jika hasilnya benar, dan bereksperimenlah dengan kemampuan-kemampuan kita dan praktikkan kekuatan-kekuatan yang baru kita temukan dalam diri kita. Percayalah, diri kita yang sejati adalah hal terbaik yang bisa kita miliki-sedangkan yang lain hanya palsu dan membuang energi kita.


5.         PENGENALAN DIRI
(Bahan untuk  jurit malam)
Tujuan: agar dapat mengenal pribadi serta latar belakang. Serta mempermudah hubungan satu dengan yang lain di dalam kelompok. Mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri. Mampu menerima orang lain yang unik dan berbeda.

Pengenalan diri merupakan dasar untuk mengikuti suatu kegiatan, apalagi kalau kegiatan tersebut bersama orang lain. Maka sangatlah tepat bila pengenalan diri secara reflektif dilakukan secara personal terlebih dahulu, baru disharingkan dengan orang lain. Amatlah sulit memperkenalkan diri kepada orang lain, bila belum mengenal diri sendiri. Maka perlu mengisi angket untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya.



Aku dan Sifatku..................................... 
Aku Istimewa.........................................
Di sebuah kesempatan keluarga kami duduk bersama sambil bercerita. Banyak cerita ku dapat dari kedua orang tuaku. Mereka bercerita dahulu ku dilahirkan dalam keadaan ........................................................................................... Dan saat itulah ku ingat semua pengalaman yang aku alami ketika aku masih kecil. Dan salah satu hal yang masih ku ingat saat ku balita, aku sangat menyenangi ..................................................................... dan aku sangat tidak suka …………..........
Dan ketika aku beranjak masuk TK, aku sangat gembira. Aku mulai bersekolah. Banyak teman dan pengalaman yang ku dapatkan. Salah satu pengalaman saat ku TK  yang takkan terlupakan olehku adalah ketika aku ...........................................................................................................................................dan pengalaman sangat menyedihkan yang pernah ku alami adalah ketika aku   .........................................................................................................................................
Banyak pengalaman-pengalaman yang telah ku alami dalam hidupku selama ini. Pengalaman yang sangat mengesankan dalam hidupku hingga saat ini adalah ketika aku………………..dari sekian banyak teman yang aku miliki, ada seorang teman yang sangat membuatku berkesan. Dia adalah.................................................. Banyak pengalaman-pengalaman lucu yang pernah kita lakukan bersama. Pengalaman itu adalah ketika kita ............................................................................................. Kini aku telah beranjak remaja. Usiaku kini ........... tahun. Aku pun mulai mengenal sifat-sifat yang ada pada diriku. Sifat baik yang aku miliki adalah .............................................. ................................................. dan sifat buruk yang sampai saat ini aku miliki adalah .......................................................................... ........................................................... dari semua sifat-sifat yang aku miliki saat ini, ada sifat baik yang sangat menonjol dalam diriku. Sifat baik itu adalah   ………..............................................................................................................................Tetapi selain sifat baikku tadi, ada juga sifat buruk yang sangat menonjol dalam diriku, sifat buruk itu adalah ................................................................................................................................... Banyak sifat baik yang hingga saat ini ingin ku miliki.       Sifat baik tersebut adalah .......................................................................................................................................... saat aku ingin melakukan sifat-sifat baik yang ada dalam diriku, aku selalu terganggu dengan sifat burukku yang sering muncul. Sifat buruk yang sering kulakukan dalam hidupku adalah ............................................................................. dan sifat burukku yang hingga kini sangat sulit ku kendalikan adalah .........................................
Setelah ku ketahui semua sifat-sifatku, kini ku sadar bahwa aku sangatlah istimewa. Banyak hal yang membuat aku berbeda dengan teman-temanku yang lain. Aku adalah seorang yang menyukai makanan................................................................... dan aku sangat menyukai minuman............................................................................... Bahkan aku sangat menyukai lagu............................................................................................... salah satu lagu yang sering aku dengar adalah ...................................................... ................    Aku sangat menyukai berekreasi. Salah satu rekreasi yang sangat menyegarkan yang pernah ku alami ketika aku................................................................ ...................................................
Dari sekian banyak teman yang aku miliki, aku sangat menyenangi teman yang memiliki sifat ..................................................................................... dan aku sangat benci dengan temanku yang memiliki sifat .................................................................................... .............................................. Banyak suasana menyenangkan dan menyedihkan yang pernah kulalui dalam hidupku. Salah satu suasana yang membuatku sangat gembira adalah saat aku ................................................................................... dan suasana yang membuatku sangat tidak bersemangat adalah ketika aku .............................................. .........
Terkadang saat aku sedih dan marah, hal yang sering ku lakukan untuk menyalurkan emosiku adalah ..................................................................................... Banyak kegiatan yang sering kulakukan untuk mengisi waktu luangku, kegiatan itu adalah....................................................................................... Ketika ku lihat temanku bermalas-malasan, aku sering melakukan .......................................................................
Salah satu keinginan yang ku miliki saat ku besar nanti, aku ingin menjadi ...........................................................................................................  Dan ketika aku tahu hidupku hanya tinggal setahun lagi, aku ingin ............................................ ..................................................... Seandainya saja aku bisa dan boleh meminta sesuatu kepada Tuhan dan pasti dikabulkan, aku akan meminta .............................................................................................................................

6.         DOA PENYERAHAN DIRI (DOA MALAM I)
Tujuan: mengajak para peserta menyadari kedok-kedok/virus-virus gambaran diri yang sedang menghantuinya, yang sering digunakan peserta dalam berhubungan dengan orang lain: keluarga, guru, teman, dan Tuhan. Menyadarkan mereka bahwa semakin banyak kedok yang dipakai semakin kurang keterlibatan orang lain. Mereka harus menerima diri apa adanya, lebih terbuka pada Tuhan dan sesama.

Tata Acara Awal:
  1. Pembina memberi pengantar tentang tujuan doa, peserta duduk melingkar
  2. Peserta diajak masuk ke dalam suasana doa, misal ; Tuhan/Yesus/ Allah, aku datang kepada-Mu dengan perasaan ... (misal: jengkel, sedih, marah, bahagia, gembira, dll) karena ...
  3. Peserta merenungkan sejenak jawabannya ....

Doa:
  1. Salam Pembuka .....(spontan) sesuai sikon peserta, lalu diakhiri ajakan untuk lebih dalam masuk suasana doa sambil mendengarkan musik yang diputar ....
  2. Lagu Pembukaan
  3. Doa Pembukaan (diungkapkan secara spontan dan dikaitkan dengan isi lagu); disertai dengan doa syukur bahwa sejak sore tadi boleh mengenal diri, siapa aku yang dicinta, juga mengetahui kekurangan/kelebihan diri melali orang-orang di hati peserta termasuk teman-teman yang telah memberikan masukan yang sangat berguna. Kini pengenalan diri dilengkapi dengan Sabda Tuhan
  4. Bacaan Kitab Suci: Mazmur 139 ”Doa di Hadapan Allah Yang Mahatahu” (Lihat lampiran)
  5. Homili
-          Dibuat spontan dan komunikatif
-          Terkait dengan Kitab Suci
-          Terkait dengan situasi peserta
-          Penajaman makna
  1. Doa Penyerahan
-          masing-masing siswa secara bergiliran maju ke depan (bisa memakai altar/meja kecil yang ada lilin) sambil berlutut melantunkan doa prbadi (kurang lebih 1 menit untuk masing-masing peserta)
-          Setelah menyampaikan doa, peserta kembali ke tempat duduknya
  1. Doa Penutup
Pembina memimpin doa penutup secara spontan. Doa ini merangkum ungkapan-ungkapan peserta (sedapat mungkin lengkap) lalu menyerukan kepada Tuhan dan dirangkum dalam Doa Bapa Kami ...

7.         MEDITASI ALAM (Doa Pagi I)
Pembina mengajak peserta untuk duduk di taman rumput, mengambil posisi yang nyaman, tidak terlalu berdekatan antara satu  peserta dengan peserta lainnya. Pembina mengajak peserta untuk tenang dengan mengunakan panduan sebagai berikut: (optional)
·         Ambilah posisi duduk yang paling nyaman. Duduklah dengan rileks …
·         Perlahan-lahan pejamkan mata dan rasakan sentuhan alam dengan diri sendiri: rasakan udara yang dihirup, udara yang dingin membelai kulit, rumput yang dingin menyentuh kaki, …
·         Dengarkanlah nyanyian alam: suara burung berkicau, gesekan dedaunan, hembusan semilir angin, …
·          Jika sudah cukup tenang, undanglah Tuhan masuk ke dalam diri: sebutlah beberapa kali nama Tuhan. Aturlah agar jalan napas sesuai dengan sebutan nama Tuhan.
·         Ucapkan syukur kepada Tuhan untuk apa saja yang ingin anda syukuri.
·         Minta Tuhan memberi kekuatan untuk dapat menjalani seluruh rangkaian acara dengan baik. (± 25 menit).
·         Perlahan-lahan buka mata dan menyadari lagi keadaan diri

8.         SEPERTI ALAM
seluruh peserta dikumpulkan dan duduk melingkar supaya siap untuk saling mendengarkan sharing temannya.
Pembina mengajak peserta mengamati benda alam dan membandingkan diri dengan benda  itu. BEBERAPA peserta diminta mensyeringkan hasil amatannya. Pembina menghantar dan  memberikan pancingan untuk sharing supaya peserta bisa lebih terbuka....
Waktu sharing kurang lebih 5 menit untuk masing-masing peserta. Bahan sharing bisa diambil dari Pengenalan diri peserta tentang: Pengalaman, Sifat-sifatku, dan Kekhususanku ... (bahan Jurit malam).
Action (fakultatif): peserta membawa dan meletakan benda pilihan ke depan. Benda dirusak oleh pembina. Tanyakan perasaan mereka setelah bendanya dirusak? Bagaimana dengan dirimu bila dirusak oleh orang lain atau dirimu sendiri.  Apakah Tuhan tidak merasa sedih? Karena kita menjaga diri kita sebagai pemberian Tuhan yang paling indah pada kita.
Hasil Sharing:
-          Sifat baik apa yang harus aku kembangkan .....
-          Sifat buruk apa yang harus aku hilangkan .....

9.         CORECTIO FRATERNA
“Homo Sum; Humani nil a mealienum puto” (Saya adalah manusia dan tidak ada manusia lain yang terpisah dari saya)
Tujuan: agar setiap peserta mendapat gambaran dirinya seturut apa yang disampaikan oleh teman-temannya. Diharapkan setiap peserta dapat menggambarkan secara jujur pribadi  temannya sesuai dengan pengalamannya dengan dia selama ini. Lebih dari itu setiap peserta diharapkan untuk lebih saling memotifasi agar temannya lebih berkembang ke arah yang baik.
Action: peserta dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil dan didampingi oleh seorang pembina. Setiap peserta secara bergiliran menyampaikan aspek-aspek positif dan kelemahan-kelemahan temannya. Satu orang peserta dikoreksi oleh seluruh peserta dalam kelompok itu.
Bisa ditutup dengan kesempatan untuk saling mendoakan satu sama lain.
NB: pembina harus MENEGASKAN agar apa yang dibicarakan di dalam kelompok itu tidak boleh menjadi bahan pembicaraan di luar.

10.      
11.     IBADAT REKONSILIASI (Ibadat Malam II)
Lagu Pengantar: Instrument lembut

Sapaan Awal:
Teman-teman malam ini kita berkumpul dalam situasi yang berbeda. Kita mau melihat perjalanan hidup kita selama ini. Perjalanan yang sudah kita lalui bersama orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu orang-orang yang kita sukai namun juga yang kadang menjengjkelkan kita. Suka atau tidak suka mereka sudah banyak memberi warna dalam kehidupan kita. Mereka sudah ikut membentuk pribadi kita menjadi diri kita sekarang ini.

Bacaan Kitab Suci: Mzm. 4:1-6 (Lihat lampiran)

Lagu: Masih Ada Waktu (Ebiet G. Ad)

Renungan:
Teman-teman, di hadapan Tuhan kita mau memeriksa diri kita dengan segala suka-duka hidup kita. Banyak pengalaman yang sudah kita nikmati bersama dengan teman-teman di sekolah, teman-teman di rumah dan juga bersama para guru yang masih lekat dalam ingatan kita. Kini Tuhan masih memberi waktu kepada kita untuk melihat kembali perjalanan hidup kita di hari-hari yang lalu.
1.      Bagaimana saya bersikap terhadap teman-teman?
·         Apakah selama ini saya hanya menuntut perhatian dari teman daripada memberi perhatianku kepada mereka?
·         Apakah aku peduli kepada teman-teman ketika mereka kesulitan?
·         Apakah aku tidak bisa memberi pengaruh baik bagi teman-temanku selama ini?
·         Apakah karena alasan pertemanan, saya membiarkan diriku jadi hancur?
2.      Bagaimana sikapku terhadap para guru?
·         Apakah aku sudah memberi hormat yang layak bagi bapak ibu guruku?
·         Apakah selama di kelas, aku menerima mereka dengan sikap yang baik atau hanya setengah hati?
·         Apakah aku selalu membanding-bandingkan antara guru yang kusukai dan yang tidak kusukai?
·         Apakah aku mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atau mengacuhkannya saja?

Lagu: Mother How are you today/ ayah/bunda

Renungan:
Ibu…. Bapak…. Bagaimana kabar kalian? Baikkah? Apakah kalian sehat-sehat saja? Apakah ibu dan bapak bangga memiliki anak seperti saya….?
Teman-teman, apakah pertanyaan seperti ini pernah muncul di dalam pikiran kita? Terus terang, kita sering sibuk memikirkan diri sendiri, kepentingan sendiri; rasanya yang ada dipikiran kita hanya sekitar kebutuhan kita saja. Kita ingin ibu dan bapak memenuhi segala yang kubutuhkan. Kita sering sedih dan tidak jarang atau bahkan tega memengucapkan kata-kata kotor kepada  mereka, kalau mereka menunda atau tidak bisa mengabulkan apa yang kuinginkan…. Bahkan aku sedih dan menyesal mengapa aku lahir di keluarga seperti ini? tika miskin, yang membuat aku tidak bisa memiliki apa-apa yang kuinginkan. Aku tidak bisa memiliki apa saja seperti yang dimiliki teman-teman lain.. kenapa aku harus lahir di tengah keluarga seperti ini…. Aku sedih… aku malu…..
Teman-teman, saat ini, ketika kita jauh dari mereka.ingatkah kita bahwa mereka dengan segala usaha dan kekuatan yang ada masih berupaya memenuhi segala kebutuhan hidup dan sekolah kita? Mereka bahkan tidak memikirkan kesehatan mereka sendiri… siang-malam mereka berjualan atau harus bekerja keras…berkeringat…bahkan tak jarang sampai jatuh sakit…. Semua itu dilakukan untuk menunjukkan betapa mereka sayang pada kita, pada adik-adik yang juga menjadi tanggung jawab hidup mereka…menreka amat peduli pada kita dan masa depan kita. Sesungguhnya betapa berat beban yang harus mereka tanggung. Adakah keinginan muncul dalam diri kita untuk mewujudkan cita-cita mereka: yaitu menjadi anak-anak yang baik, yang mempunyai masa depan dan kehidupan yang lebih baik dari apa yang sekarang sedang mereka jalani? Sanggupkah kita menjadikan impian mereka menjadi kenyataan?
Mari kita kembali kepada Tuhan, yang empunya kehidupan… kita sujud ke hadapannya… kita jadikan kepahitan yang kita alami sekarang menjadi kekuatan untuk bangkit. Kita masih diberi waktu oleh Tuhan untuk merubah keadaan ini…. teman – teman ini bukan takdir. Tapi suatu bagian dalam hidup, di mana Tuhan menginginkan kita berusaha dan terus berusaha menjadi mahlukNya yang berguna.
Bersama kedua orang tua, kita mantapkan niat-niat kita untuk merubah keadaan. Saya mengajak teman-teman untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua, dengan meminta ampun dan restu agar kehidupan yang sedang kita jalani menjadi lebih ringan dan didukung oleh keluarga.

Proses Akhir:
Diiringi lagu: Keagugan Tuhan (Vidi Aldiano) dan Tiada yang abadi (Peterpan)
1.      Guru yang berperan menjadi wakil orang tua, siap ditempat yang sudah ditentukan dan siap menerima kedatangan anak-anak satu persatu.
2.      Anak-anak maju dan bersujud sambil meminta maaf dan restu orang tua.

12.     IBADAT SYUKUR
Bacaan Kitab Suci: Mzm. 5:2-6. 8-9. 13 (Lihat lampiran)

Sapaan penyejuk
Teman-teman…. Biasanya setiap pagi ketika kita bangun tidur. Kita seperti mesin yang berputar secara otomatis dan rutin, yaitu lari ke kamar mandi, berpakaian, siap di meja makan dan kemudian bergegas ke sekolah supaya tidak terlambat, tahu sendirikan resikonya kalau sampai terlambat..?
Teman-teman, rutinitas keseharian membuat kita sulit merasakan kehadiran Tuhan…

Penyadaran akan kehadiran dan kasih Tuhan
Para siswa dan pendamping tetap duduk di tempatnya. Pembina meminta peserta untuk menutup hidung masing-masing dengan tangan selama krang lebih 15 detik. Lepaskan atau bebaskan…. Coba lagi dengan durasi yang lebih lama dan menutupnya lebih rapat. Ulangi lagi dengan durasi waktu yang lebih lama samapi sulit rasanya untuk bernapas… tahan….perhatikan. siapa diantara mereka yang masih bisa bertahan (dibuat semacam lomba).

Refleksi Komunal
1.      Apa yang kita rasakan ketika hidung ditutup pertama kali?
2.      Ketika hidung ditutup semakin rapat sehingga sulit bernapas, apa yang dirasakan?
3.      Napas adalah tanda kehadiran Tuhan, apa yang kita alami bila kita menolak kehadiranNya?
4.      Apa yang kita rasakan ketika hidung dilepas sehingga bisa bernapas lagi?
5.      Andai Tuhan tidak memberi napas lagi, apa yang akan terjadi?
Para siswa terkasih, setiap kali ketika kita bangun dari tidur, kita memang sulit merasakan bahwa Tuhan itu ada, karena kita sibuk dengan rutinitas harian. Sampai-sampai untuk berterima kasih atas napas kehidupan di hari yang baru saja kita tidak sempat.
Tuhan bukan saja melakukan hal-hal besar untuk kita tapi juga hal-hal sederhana dan kecil yang ada di luar dugaan kita, seperti napas kita… tanpa kita minta atau harus membeli. Tuhan dengan segala kemurahannya selalu memberi, tanpa membeda-bedakan: apakah kita baik ataupun jahat, apakah kita berjasa kepada Dia atau tidak sama sekali. Karena itu:
1.      Pernah gak kita berterima kasih atau bersyukur pada Tuhan atas semua pemberian Tuhan pada kita saat ini?
2.      Bisa ngaak kita merasakan bahwa Tuhan menyertai kita sepanjang hari, baik kita sadar maupun tidak?
3.      Beranikah kita menghadapi segala tantangan dengan mengandalkan kekuatan Tuhan?
Para siswa terkasih, mulai dari sekarang, mari kita awali kegiatan harian kita dengan mensyukuri segala kebaikan yang Tuhan berikan, sehingga kita punya kekuatan untuk merubah keadaan kita… mari kita hadapi segala tantangan yang ada dengan kekuatan Tuhan. Kita tidak boleh takut, Tuhan tetap setia pada kita dalam keadaan apapun… dalam senang maupun sulit. Kita syukuri tiap pemberian Tuhan hari demi hari dalam hidup kita.

Proses Akhir
Bersama-sama menyanyikan lagu jangan menyerah sambil bergandengan tangan.

13.     MENGENAL SANTO VINSENSIUS
St. Vinsensius lahir di desa Puoy pada tanggal 24 april 1581
Keluarganya sungguh sederhana, meskipun tidak terlalu miskin
Ia dilahirkan di tengah keluarga peternak, tidak mengherankan sejak kecil ia sering membantu ayahnya menjaga ternak.
Pada umur 15 tahun, Vinsensius kecil meninggalkan desanya untuk belajar di suatu asrama di kota Dax.
Selama di kota itu, Vinsensius menjadi pengasuh anak-anak keluarga de Comet. Jadi di kota Dax, Vinsensius tidak hanya belajar, ia juga mulai bekerja secara mandiri.
Keluarga de Comet inilah yang kelak banyak membantu Vinsensius untuk sampai pada imamat sucinya.
Vinsensius ditahbiskan menjadi imam di keuskupan PÄ“rigueux, pada tanggal 23 September 1600, pada umur 19 tahun lebih 5 bulan.
Setelah ditahbiskan, Vinsensius pergi belajar di Universitas Toulouse untuk meraih gelar BA dalam bidang teologi. Ini terjadi pada tahun 1604.
Sejak saat inilah, Vinsensius muda mulai menapaki kariernya. Ia penuh ambisi untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Setelah menjadi imam, Vinsensius berusaha memperoleh kedudukan yang sepadan dengan jabatannya.
Mula-mula ia ingin menjadi pastor paroki di Thil, namun usaha itu gagal sebab sudah ada imam yang berkarya di paroki itu . Pada tahun 1601 ia pergi ke Roma untuk memperjuangkan kariernya. Namun akhirnya ia pulang tanpa hasil.
Rencana Vinsensius berikutnya ternyata lebih berani, ia ingin menjadi uskup. Tetapi untuk itu diperlukan banyak uang. Ketika itu seorang ibu mewariskan uang 400 Ä“cus padanya. Namun uang itu dicuri orang. Lagi-lagi Vinsensius mengalami kegagalan.
Vinsensius berusaha mengejar si pencuri dan akhirnya mendapat kembali uangnya sebesar 300 Ä“cus. Namun dalam perjalanan pulang ia di tangkap bajak laut dan dibawa ke Tunis (Afrika Utara) dan dijual sebagai budak.
Ia menjadi budak hingga tahun 1607. Setelah itu ia tetap berusaha untuk terus maju dalam kariernya.
Namun, kelihatannya Tuhan ingin sesuatu yang lebih mulia dari diri Vinsensius. Maka ia tidak membiarkan Vinsensius untuk maju dalam hal duniawi belaka.
MASA PERTOBATAN (1609-1620)
Kegagalan-kegagalan yang dialami Vinsensius, memunculkan pertanyaan dalam hatinya, “Apakah ada sesuatu yang tidak beres dalam hidupku?”
Karena kegelisahan itu, Vinsensius mencari seorang pembimbing rohani; Romo Pierre de BÄ“rulle.
Sejak itu ia diminta menjadi kapelan (pastor keluarga) di keluarga Gondi. Ini terjadi pada tahun 1613.
Selama menjadi kapelan di keluarga Gondi, Vinsensius mengalami berbagai pengalaman rohani yang sangat mengesankan.
Pengalaman inilah yang kelak mengubah hidupnya.
Ada 2 peristiwa besar yang menjadi titik tolak pertobatan Vinsensius dan awal karya misinya:
Peristiwa di Folleville pada Januari 1617, dan Peristiwa di Châtillon-les-Dombes
PERISTIWA FOLLEVILLE = BERDIRINYA CM
Suatu ketika ada seorang tokoh umat yang dikenal saleh, mendekati ajalnya dan ingin mengaku dosa pada Vinsensius. Ternyata, tokoh umat itu mempunyai dosa yang sangat banyak, sebab sebelumnya ia malu mengakukan dosa-dosanya. Vinsensius lalu berpikir,” Kalau orang yang dianggap saleh ini memiliki banyak dosa, bagaimana dengan orang lain yang nyata-nyata hidupnya jelek?
Peristiwa di Folleville kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kongregasi Misi, hal ini tepat terjadi pada 25 Januari 1617 (Pesta Bertobatnya St Paulus), setelah Vinsensius mengajak umat lewat kotbahnya untuk mengaku dosa. Misi utama CM kala itu ialah untuk mengadakan Misi Umat di desa-desa.
PERISTIWA CHÂTILLON-LES-DOMBES
Suatu hari Minggu di bulan Agustus, ketika mempersiapkan diri di sakristi, Vinsensius diberitahu bahwa ada suatu keluarga yang sakit parah dan terlantar. Dalam kotbahnya, ia mendorong umat untuk memberi perhatian kepada keluarga itu. Sore harinya banyak umat yang datang dengan membawa makanan berlimpah. Vinsensius berpikir,” Keluarga ini telah mendapat makanan yang berlimpah dan tentu saja makanan ini akan segera menjadi busuk dan mereka akan menderita seperti semula.” Karena itu Vinsensius membentuk “Persaudaraan Kasih” yaitu kumpulan umat awam yang menolong orang miskin secara terencana dan terorganisir. Kelak Persaudaraan Kasih inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Serikat Putri Kasih, yang didirikan bersama St. Louisa de Marillac.
Vinsensius sangat mencintai rakyat kecil, namun di satu sisi ia juga dekat dengan orang-orang besar yang memungkinkannya untuk menciptakan jembatan antara orang kaya dan yang miskin.
Bersama St. Louisa, Vinsensius membaharui wajah Gereja Universal kala itu. Ia mengutus para misionarisnya untuk pergi mewartakan kabar gembira bagi semua orang.


14.     PERMAINAN DAN PEMAKNAAN
1.      We are in the train of love
Aturan permainan: jumlah peserta tidak dibatasi. Seluruh peserta membentuk lingkaran. Berbaris sambil memegang punggung peserta di depannya. Berjalan seperti kereta-keretaan sambil bernyanyi, “We are in the train of love”. Peserta menyahuti lagu dengan teriakan Tut tut! Bisa di selingi dengan gerakan maju atau mundur yang disebut Chiki - chaka. Ketika pemandu menyanyikan “when I say Chiki!” peserta melompat ke depan sekali. Apabila pemandu menyanyi “when I say Chaka!” peserta melompat ke belakang sekali.
Tujuan permainan: melebur suasana. Melatih konsentrasi peserta.

2.      Angin di atas angin di bawah
Aturan permainan: jumlah peserta tidak dibatasi. Seluruh peserta membentuk lingkaran besar. Saling berangkulan tangan. Peserta kemudian menggerakan badan bersama-sama seturut arahan pemandu. Apabila pemandu mengatakan; “Angin di atas!” peserta serempak mununduk sambil berseru: “Uuuu…..!” Begitupun dengan gerakan lainnya disesuaikan dengan kemauan pemandu. Yang perlu diperhatikan: tetap dijaga agar lingkaran tetap utuh, tidak ada yang jatuh.
Tujuan permaianan: meleburkan suasana dan kekakuan antarpeserta. Melatih  kekompakan.

3.      Touch the ball
Alat : bola dengan berbagai ukuran minimal 4 buah.
Aturan permainan:  jumlah peserta permainan tidak dibatasi. Dengan mnggunakan jari telunjuk kanan, setiap peserta masing-masing harus menyentuh bola. Ukuran bola haurs divariasi mulai dari yang paling besar sampai yang paling kecil.
Tujuan permaianan: menumbuhkan sengat rela berkorban dan kepandaianan dalam mengatur strategi.
  
4.      Kucing dan tikus
Alat: lingkaran tali atau hulahop ukuran besar atau kain sarung: 2 buah..
Aturan permainan: jumlah peserta tidak dibatasi.seluruh peserta membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan. Pemandu memberikan hulahop di dua titik yang berbeda. Hulahop  pertama disebut Kucing dan yang lainnya tikus. Hulahop harus dijalankan melewati tubuh setiap pesarta tanpa harus melepaskan genggaman tangan. Hulahop kucing harus mengejar hulahop tikus. Sampai dimana dua hulahop itu dapat bertemu, maka peserta yang mendapat dua hulahop itu akan diberi ganjaran.
Tujuan permainan: melatih kelincahan dan kegesitan untuk keluar dari suatu masalah.

5.      Back to back
Aturan permainan: jumlah peserta harus genap. Diawali dengan saling berpasangan berangkulan punggung-punggungan. Bersama-sama duduk dan berdiri dengan bertumpuh pada punggung pasangan masing-masing. Setelah itu jumlah pasangan bisa ditambah. Misalnya berempat, berenam, berdelapan. Kemudian dalam kelompok berdelapan ini, duduk melingkar berhadapan dengan kaki dilonjorkan ke depan, bertemu pada satu titik di tengah. Secara bersama-sama berdiri dengan hanya mengandalkan tumpuan kaki-kaki temannya di tangah. Silakan  mengatur sendiri bagaimana seharusnya posisi tangan supaya bisa serentak berdiri bersama.
Tujuan permaian: melatih kerja sama dan saling percaya/bersandar pada orang lain.

6.      The Magical Finger
Aturan permainan: jumlah peserta sebaiknya antara 7-8 orang. Setiap peserta menyiapkan jempol kanannya masing-masing. Kemudian semua jempol kanan dari tiap peserta disatukan dengan cara saling menggenggam jempol temannya dan membentuk lingkaran. Seorang peserta berdiri/duduk di tengah  dan dengan menggunakan lingkaran jempol ini, peserta tersebut diangkat.
Tujuan permainan: bahwa dengan menggunakan sesuatu yang kecil dan sepele, tetapi bila disatukan akan membentuk satu kekuatan yang sungguh dahsyat. Itulah kekuatan kebersamaan.

7.      Menjunjung Ember Dengan Kaki
Alat/bahan: ember/baskom, air
Aturan  Main: peserta bisa dalam kelompok kecil, minimal 5-8 orang. Seluruh peserta berbaring dan dengan menggunakan  kaki masing-masing berusaha mengangkat ember  yang  berisi  air.
Tujuan permaian: latihan kerja sama, berhati-hati selalu/waspada.

8.      Menyebrangi Sungai Beracun
Alat/bahan: kertas/karpet berukuran dua telapak kaki orang dewasa sejumlah lima buah.
Aturan permainan: peserta dibaratkan akan menyebrangi sebuah sungai yang telah tercemari dengan racun ganas. Peserta harus berpindah seluruhnya dari tepi yang satu ke tepi  yang  lain. Satu-satunya sarana/alat abntu untuk menyebrang adalah  alas kaki yang diibaratkan sebagai pelampung. NB: sebagai tantangan diantara peserta ada seorang yang lumpuh dan ada seorang yang buta. Kaki atau tubuh setiap peserta tidak boleh keluar dari pelampung terbut. Bila keluar maka harus dimulai lagi dari awal.
Tujuan permainan: menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, rela berkorban  dan  menolong orang yang menderita/cacat.

9.      Kereta Buta/Kereta Balon
Alat/bahan: slayer dan balon sejumlah peserta.
Aturan permainan: jumlah peserta 5-8 orang. Peserta membentuk barisan seperti kereta-keretaan. Setiap peserta ditutupi matanya , kecuali peserta paling belakang. Diantara setiap peserta diletakan sebuah balon yang harus diapit oleh peserta belakang. Berjalan mengikuti jalur yang telah disiapkan dengan komanda dari peserta paling belakang. Bila keluar jalur atau balon lepas, dimulai lagi dari awal.
Tujuan permainan: latihan percaya kepada pemimpin, bersabar dan tidak mudah menyerah.

10.  Bom Bali
Alat/ bahan: bambu, ember plastik, dan bola pimpong.
Tujuan dari permainan ini adalah melatih strategi dalam menyelesaikan masalah. Permainan dapat dilaksanakan dengan Aturan permainan :
1.      Masing-masing kelompok diminta mengambil bola pimpong dalam ember dengan waktu yang telah ditentukan.
2.      Saat melaksanakan tugas, anggota kelompok tidak boleh menginjak tali pembatas yang telah dipasang.
  1. Peserta yang mengambil bola, tangannya tidak boleh menyentuh bibir ember, apalagi menjatuhkannya.
4.      Masing-masing kelompok, mempunyai kesempatan mengambil bola sebatas waktu yang telah ditentukan.
Pemaknaan dalam permainan  ini adalah apa yang menjadi kunci keberhasilan/kegagalan?
11.  Paralon Ball
Alat/bahan: sebuah paralon berukuran ± ½ meter yang telah diikat tali-tali ± 2 meter sejumlah 10-16 utas. Bola plastik.
Aturan permainan: jumlah peserta antara 5-8 orang. Seluruh peserta memegang ujung tali yang telah diikatkan ke paralon. Tali direnggagkan sehingga paralon dapat berdiri tegak. Bola plastik diletakan di ujung paralon. Bola dibawa berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Bila bola terjatuh,  maka dimulai lagi dari awal.
Tujuan permainan:  melatih bekerja sama dan membagi peran dalam menuju satu tujuan.

12.  Save The Lamp
Alat/bahan: lilin, air
Aturan permainan: jumlah peserta tidak dibatasi. Tujuan permainan adalah menjaga agar lilin tetap bernyala. Dengan melingkar untuk melindungi nyala lilin, peserta berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Pembina berusaha memadamkan lili dengan menyiram atau gangguan lainnya. Bila lilin padam, maka dimulai lagi dari awal.
Tujuan permaian: menjaga dengan seluruh tenaga, pikiran, perasaan  nyala harapan dan niat-niat baik yang meskipun masih kecil agar tidak padam.

IV.             ACTION PLAN
H
WAKTU
ACARA
URAIAN KEGIATAN
TEMPAT /SARANA
PEMATERI/PETUGAS

KETERANGAN

I
10.00-11.30
Presensi dan makan siang
Absensi, cecking perlengkapan,  kumpulkan HP dan dompet, motivasi, makan siang, doa
Aula:
Daftar absensi dan list barang, Kresek
Wali kelas, siswa pendamping 2 orang
Pastikan siswa telah makan siang
11.30-13.00
berangkat GSV
Naik bus

Wali kelas

13.00-14.30
Welcome dan Ice Breaking or inisiasi
Peserta Datang : Briefing, kontrak psikologis dan pembagian tenda. Mengenalkan peserta pada tempat-tempat yang akan digunakan selama Bina Rohani.
Lap. Rumput,
Daftar aturan tata tertib, daftar pembagian kelompok tenda
Tim Spiritualitas
dan
Wali kelas
Sedapat mungkin peserta diarahkan untuk mengung-kapkan sendiri aturan

14.30-15.30

Ice Breaking:
Permainan dan pemaknaan games, 4-5 games bersama:
We are in the train of love, Angin di atas angin di bawah, Touch the ball, Kucing dan tikus, Back to back, The magical finger
Lap. bola
Tim spiri-tualitas
Tujuan permainan penentuan tenda.
15.30-16.00
Upacara Inisiasi
Upacara pembukaan dan inisiasi dengan lumpur+penyerahan name tag
Lap. bola
Wali kelas, kepala kamp.
petugas upacara: pembaca 5 KV.
16.00-16.30

Peserta memasuki tenda yang telah ditentukan, menyiapkan perlengkapan  tenda sendiri
Tenda Peserta
Siswa pendamping
Mengantar siswa       ke tenda masing-masing






16.30-17.15
mandi, urusan pribadi

KM
Tenda Peserta


17.15-18.00
Pengantar:
Apa itu Bina Rohani (BR)? Apa tujuan BR? Mengapa harus Who Am I?
Tenda Besar/
Lap. Rumput
Tim spiri-tualitas

18.00 -19.00
Perasaan dan Harapan-ku:
Menulis perasaan dan harapan.  Menyatukannya dalam kelompok kata yang sepadan dan merangkainya menjadi satu kesatuan harapan.
Tenda Besar/ lapangan paving
Tim Spritualitas dan wali kelas
Diupayakan supaya teratur dan spontan. Ada tiga kelmpok

19.00-19.30
Makan Malam
Makan bersama
Tenda Dapur Umum
Petugas doa makan dari pesrta
Makan malam dari GSV,
Ambil makan, cuci piring, kembalikan.

19.30-20.00
Prsiapan petugas belanja
Membagi tugas masak, menulis menu dan bahan belanjaan,
Tenda besar
Wali kelas dan petgas masak


20.00-21.00
Sesi I: Siapakah aku menurut diriku?
Film pendek, refleksi : kekurangan dan kelebihanku
Tenda besar:
Butet, wairles
LCD, speaker, laptop
Tim spiritualitas


21.00-22.00
Jurit malam:
Peserta berkelompok 5-8 orang, ditutup matanya, dibawa ke tempat yang kondusif, didudukan satu persatu dengan jarak antar peserta 5-7m. sambil membaca  pertanyaan  refleksi dengan penerang lilin, peserta menjawab pertanyaan refleksi
Lap. Bola, jalan setapak, kebun rambutan:
Lilin, slayer,  pertanyaan refleksi, alat tulis
Tim spirit,
Siswa pendm-ping,
Wali kelas
Dijaga agar tiap perserta tidak berkumpul mmbentuk kel.  

22.00-23.00
Doa malam I: Tuhan Menyela-mi dan mengenal  Aku
Peserta dikumpulkan lagi di lapangan paving untuk doa malam bersama.
Lap Paving:
Wair-less, speaker, laptop, lilin di sekeli-ling lap. paving
Tim spiritualitas
Peserta aktif menyanyikan lagu –lagu pujian dan doa-doa.

23.30
Tidur
Jaga ketenangan
Tenda peserta


II
…. -  05.30
Bangun pagi dan mandi
 belanja kebutuhan makan sehari
Pasar prigen
Kelompok belanja dan wali kelas
Naik angkot
06.30-07.00
Doa pagi
 meditasi alam
Hal. rumput Gua Maria atau paving pojok bawah
Tim Spiritualitas

07.00-08.00
·   Seperti Alam
Mengisi BUTET

mengamati benda alam dan membandingkan diri dengan benda  itu.
BUTETdan alat tulis

Dihrapkn semua siswa mendpat kesempatan sharing

Aktivi-tas mema-sak sarapan
kelompok belanja kembali dari pasar
melanjutkan masak pagi
Tenda dapur umum:
Pralatan dan bahan masak
Kelom-pok masak pagi

08.00-09.00
Sharing petugas belanja dan masak. Sarapan

Tenda dapur umum
Petugas doa makan dan spulen
Cuci piring oleh klompk spulen
09.00-11.00
Sesi II: Aku menurut sesama-ku? Outbond

brefing awal ; motivasi
3 games dan pemaknaan: elevator manusia, pinokio, sungai beracun, pindahkan bata
Seluruh area cam-ping ground GSV
Tim Spirit
Wali kelas dan siswa
Banner, ember, raffia, bata/paving
11.00 –

13.00
Snack, istirahat, bersih-bersih, masak
Menyiapkan snack
Tenda dapur umum
Siswa pemdamping dan kel. Petgas snack
Snack sudah disiapkan dari pagi

Bersih diri, ganti baju, 
mulai aktivitas memasak makan siang

Kelom-pok  masak siang

13.00-14.00
Makan Siang

Makan bersama
Tenda dapur umum
Petugas doa makan dan spulen
Cuci piring oleh klpk spulen
14.00-16.00
Corectio Fraterna
Sharing terpimpin
mengisi BUTET apa kata temanku tentang aku
Area GSV: Butet, alat tulis
Tim Spirit
Wali kelas

16.00-18.00
Snack, Mandi, masak 
Menyiapkan  makan  malam,  menyiapkan snack
Tenda dapur umum
Kelompok malam
Cuci piring  spulen
18.00-19.00
Makan malam

Tenda dapur umum
Petgas doa makan  spulen
Cuci piring oleh  spulen
19.00-20.00
Role play: keluarga
DIdahului dengan latihan role play selama 20 menit. Kemudian tiap kelompok (3kelompok) menampilkan role playnya, masing-msing kelompok 7-10 menit
paving tengah/ tempat makan

Tim menyiapkan tema-tema role play keluarga
20.00-21.00
Lanjutan sesi III:
Audio tentang keluarga, sharing kelompok
Goa Maria
Tim Spirit
Wali kelas
rekman, audio, lagu pngantar
21.00-23.00
Doa Malam II:
Diawali dengan sharing aku dan keluargaku
Rekonsiliasi dengan diri sendiri, para guru dan orang tua
Goa Maria
Tim SpiritWali kelas
Pertnyan penuntun sharing di buku retret

24.00            
Tidur




III
05.30-06.00
bangun pagi, mandi

KM


06.00-07.00
doa pagi, menulis surat untuk orang tua 
Mengungkapkan perasaan dan komitmen kepada orang tua melalui surat
Gua Maria:
Kertas surat, alat tulis, amplop, prangko
Wali Kelas

07.30-08.00
Makan pagi

Tenda dapur umum
Petgas Doa makan
Sarapan Dsiapkan GSV
08.00-09.00
Kemas-kemas
Membersihkan peralatan milik GSV dan mengemas barang pribadi
Tenda peserta, area camping ground
Selruh pserta
Bagi kel utk tiap pos kerja
09.00-10.30
Kerja kelompok proses:
membuat poster komitmen kelompok setelah pembinaan, melaporkan di depan peserta lain.
Lap rumput/
Tenda dapur umum
Tim spirit dan wali kelas
Hasil poster diserahkan ke wali kelas
10.30-11.00
Persiapan Misa
Menyiapkan peserta menuju kapel GSV
Ruang tamu GSV
Wali kelas dan siswa pendamping
Membw seluruh tas dan perlengkpan ke ruang tamu GSV
11.00-12.30
Misa Penutupan
Wajib mengikuti misa di kapel GSV
Kapel GSV
Romo dan petugas misa
Misa bersama siswa kelas XII
12.30-13.00
Makan siang
Makan bersama setelah misa
Kamar makan GSV
Ptugas Doa makan

  13.00           
Pulang
Presensi, naik bus, doa
BUS
Wali kelas dan siswa pd
Sayonara


LAMPIRAN
Mazmur 139

139:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
139:12 maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
139:16 mata-Mu  melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
139:17 Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
139:18 Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
139:19 Sekiranya Engkau mematikan orang fasik, ya Allah, sehingga menjauh dari padaku penumpah-penumpah darah,
139:20 yang berkata-kata dusta terhadap Engkau, dan melawan Engkau dengan sia-sia.
139:21 Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau?
139:22 Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.
139:23 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
139:24 lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!





Mazmur 4:1-6

4:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud.
4:2 Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!
4:3 Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
4:4 Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.
4:5 Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.
4:6 Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.


Mazmur 5:2-6. 8-9. 13

5:2 Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.
5:3 Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
5:4 TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
5:5 Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.
5:6 Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.
5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
5:9 TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.
5:13 Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.


JOB DESCRIPTION WALI KELAS X:
1.       Menyiapkan siswanya sebelum berangkat / PRA KONDISI sebelum retreat.
2.       Membagi siswanya dalam 6 kelompok tenda. Masing-masing tenda terdiri dari 5-6 orang.
3.       Memilih seorang ketua kampoeng dan ketua setiap kelompok tenda.
4.       BEKERJASAMA  dengan wali kelas XII untuk menyiapkan petugas misa.
5.       Membagi petugas masak untuk hari kedua: pagi, siang, malam. Dan dua kali snack.
6.       Membagi petugas cuci piring/spulen setiap kali makan. Ada lima kali makan.
7.       Membagi petugas untuk mengambil makan/minum dan mengembalikan peralatan makan setelah makan  di GSV pada malam hari I dan pagi hari ke III.
8.       Membagi petugas doa makan untuk setiap kali makan.
9.       Membantu registrasi dan absen peserta retreat sebelum berangkat. Memastikan setiap peserta untuk tidak membawa dan menggunakan alat-alat elektronik selama retreat.
10.    Mengatur uang belanja dan menemani berbelanja pada hari II.
11.    Secara aktif membantu tim spiritualitas dalam seluruh acara retreat. Misalnya mendampingi kelompok Corectio Fraterna, Games Outbond, sharing dan doa malam.
12.    Memastikan seluruh siswa untuk mengikuti seluruh proses kegiatan retreat. Dan menggunakan pakaian yang pantas sesuai situasi dan kondisi.
PERLENGKAPAN YANG HARUS DIBAWA PESERTA
1.       Pakaian selama  tiga hari retreat. Diharapkan untuk kepentingan sesi menggunakan pakaian yang sopan; celana panjang. Khusus untuk misa harap bercelana panjang dan memakai baju berkerah.
2.       Menyiapkan pakaian olahraga/training untuk outbond.
3.       Menyiapkan kebutuhan pribadi untuk mandi dan cuci: sabun, pasta gigi dll.
4.       Menyiapkan obat-obatan pribadi bila memiliki penyakit khusus.
5.       Membawa alat-alat sebagai berikut:
·         Alat tulis: buku dan bolpoint
·         Slayer/penutup mata, Lilin ukuran tanggung 2 batang
·         Amplop dan perangko Rp 5000,-
·         Perlengkapan makan pribadi (piring, sendok, gelas, masing-masing 1 buah)
JOB DESCRIPTION SISWA PENDAMPING
1.       Membantu memperlancar seluruh proses kegiatan retreat.
2.       Memastikan seluruh siswa untuk mengikuti seluruh proses kegiatan retreat.
3.       Membantu menjaga keamanan dan ketertiban seluruh acara retreat.
4.       Membantu menyiapkan sarana/alat-alat yang diperlukan untuk setiap sesi acara. Misalnya: sound system, peralatan games, dan lain-lain.

5.       Menghitung/mengecek peralatan dan perlengkapan saat tiba dan saat pulang untuk keperluan serah terima barang.