Selasa, 23 Oktober 2012

H.A.R.T.A

Luk 12:22-34
“Karena di mana hartamu berada di situ hatimu berada” (Luk 12:34).
Orang-orang modern menaruh target  tinggi terhadap hidupnya dan merencanakan hidupnya dengan program-program yang sedemikian pasti sehingga target ini sedapat mungkin bisa tercapai. Mereka membiarkan diri mereka tengelam dalam aneka kesibukan yang memungkinkan segala rencana hidupnya dapat berjalan dengan sempurnah. Segala kekuatan pikiran, kemampuan merasa dan berempati, daya usaha dan energy rela dihabiskan untuk mencapai yang namanya impian dalam hidup. Mereka rela menyesuaikan dirinya dengan selera dunia jika itu memang hal penting yang disyaratkan guna mencapai kesuksesan hidup. Bahkan tak jarang mereka harus bertarung, mengalahkan dan menyingkirkan orang lain guna menjadi seorang pemenang karena demikianlah yang  dinginkan dunia yang kompetitif. Mereka takut menjadi seorang pecundang, sebab dunia tidak pernah mencatat sejarah orang-orang yang kalah.  Mereka kuatir dicampakkan oleh dunia. Mereka takut tidak dianggap oleh orang-orang di sekitarnya karena tidak mampu menampilkan kwalitas hidup yang tinggi. Dan sekalipun bila semua impiannya telah tercapai, mereka tetap kuatir kalau-kalau keberhasilan mereka akan diambil oleh orang lain. “…mereka kuatir akan hidupnya, akan apa yang akan mereka makan “ (12:22). Mereka kuatir bahwa penampilannya tidak menarik lagi. Tidak langsing atau indah lagi. “…mereka kuatir akan tubuhnya akan apa yang hendak dipakai” (12:22).
Karena dimana hartamu berada di situ pulalah hatimu berada. Tidak ada yang salah mengidamkan harta di dalam hati. Karena dengan demikian kita punya motivasi untuk mengejarnya dengan sungguh-sungguh. Tetapi harta seperti apakah yang sesungguhnya harus menjadi target hidup kita. Yesus hari ini memberi inspirasi positip tentang harta yang tidak dapat menjadi usang, yang tidak dapat didekati pencuri dan tidak dapat dirusakkan ngengat.  Harta itu bukanlah sesuatu yang ditambahkan dari luar. Melainkan harta yang berasal dari dalam diri. “sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian” (12:23). Kedamaian sejati dating karena kedekatan dengan Allah, penyerahan diri pada penyelenggaraan ilahi dan pelayanan pada sesama. Trend hidup modern bukan lagi semangat untuk saling mengalahkan. You must be the winner. Tetapi we must be the winner. Semangat win win solusion. Semua menjadi pemenang. Dengan semangat ini kita mendekati orang lain bukan sebagai lawan melainkan sebagai kawan yang akan saling membantu untuk sama-sama mencapai tujuan kebahagiaan yang sama. Sebagaimana dikatakan oleh Santo Vincentius dalam jalan Vincentius: “ mengasihi seseorang sesungguhnya berarti mengharapkan yang baik bagi orang itu”.

 Oleh: Appeles Hugo

Kamis, 11 Oktober 2012

10.10.12

ayo, mRI TEMan-teman...

hut ku yang ke dua

aku bisa diam lho, duduk di depan

lagi, berdoa sama Mama

moga papa dan mama dpat rejeki yg cukup

amin

sama Athur dan Mandriva

Sabtu, 06 Oktober 2012

m3nghitung hari

ma, natar lagi aku Ulang Tahun lho. tolong tulisin undangan untuk teman-temanku dong
Ya, ayo kita ke sana, katanya di sana ada gajah!
Weeee, ah burung apa tuh...?
hi, jangan ngintip orang mandi dong
setelah ini ke mana ya?