Kamis, 05 September 2013

IBADAT SABDA


LITURGI SABDA TANPA IMAM

LITURGI PEMBUKAAN


TANDA SALIB DAN SALAM
Pi      : Dalam Nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U       : Amin
Pi      : Semoga Allah yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut, melimpahkan penghiburan iman kepada kita  sekalian.
U       : Sekarang dan selama-lamanya.

PENGANTAR
Dalam bacaan yang akan kita dengar pada kesempatan ibadat hari ini, kita diajak untuk selalu melihat hal yang hakiki dan utama yang menjadi landasan dan motivasi kita dalam menjalankan semua aturan, yakni Cinta Kasih. Kasih harus menjadi perintah utama yang menjiwai kita dalam berkativitas.Mari kita berdiam diri sejenak untuk merenungkan; apakah selama ini kita telah menempatkan kasih setiap tindakan kita?

PERNYATAAN TOBAT
Pi      : Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
Pi+U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepadanSaudara sekalian, supaya mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita.
Pi      :Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U       :amin.

DOA PEMBUKAAN
Pi       : Marilah Berdoa
Allah Bapa yang Mahamulia, Engkau memanggil kami untuk hidup bersatu sebagai satu saudara yang telah diangkat menjadi putra-putri-Mu sendiri. Sadarkanlah kami, agar selalu menempatkan kasih persaudaraan diatas perkara apapun, sehingga kami dapat saling malayani dengan lebih tulus dan iklas. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah kini dan sepanjang masa.
U       : Amin


LITURGI SABDA


BACAAN PERTAMA : Ibr. 6:10-20

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani

6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
6:13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
6:14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."
6:15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
6:16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
6:17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
6:18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.

MAZMUR TANGGAPAN  atau LAGU ANTARBACAAN                   

BAIT PENGANTAR INJIL
Alleluia, alleluia
Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.
Alleluia, alleluia

BACAAN INJIL
I           : INILAH INJIL YESUS KRISTUS MENURUT SANTO  MARKUS(2:23-28).

U       : Dimuliakanlah Tuhan.

2:23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
2:24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
2:25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
2:26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
                             Demikianlah Sabda Tuhan.

HOMILI
CREDO
DOA UMAT
Pi:
Marilah kita melambungkan syukur dan pujian kepada Allah yang bergembira mendengarkan doa-doa permohonan kita.
L:
Bagi Gereja
Ya Bapa, semoga para pemimpin Gereja yang hidup rukun dan bersatu akrab satu dengan yang lain menjadi teladan  bagi kami dalam membangun persatuan di antara kami. 
Kami mohon, ...
L:
Bagi Negara dan Bangsa kami
Ya Bapa, limpahkan rahmat-Mu kepada bangsa dan Negara kami, agar seluruh pejabat pemerintahan dan pemimpin masyarakat lebih mengutamakan kesatuan bangsa dan Negara di atas kepentingan golongan yang memecah belah.
Kami mohon, ...
L:
Bagi lingkungan-lingkungan dan kelompok kategorial di paroki kami
Ya Bapa, topanglah lingkungan-lingkungan dan kelompok-kelompok kategorial di paroki kami ini dengan kasih dan kemurahan-Mu. Semoga mereka selalu bantu-membantu dan bersatu padu dalam melayani Engkau yang hadir dalam diri sesama.
Kami mohon, ...

L:






L:
Bagi kita semua yang berkumpul di sini
Ya Bapa, tumbuhkan semangat kesatuan di antara umatMu dalam paroki kami ini, serta hindarkanlah kami dari sikap perpecahan berdasarkan golongan, kelompok atau apapun yang ada dalam diri kami, tetapi biarlah kami dipenuhi dengan hati yang saling mengasihi dan terbuka bagi setiap orang.
Kami mohon, …
Bagi kepentingan diri kita masing-masing ……. (hening) …..
Kami Mohon, …


Pi:
Ya Tuhan, Allah dan Bapa kami, dengan segala kerendahan hati, kami persembahkan segala doa-doa dan permohonan kami ini kepada-Mu. Dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami.
Amin.

PERSEMBAHAN
(Lagu persembahan, kolekte)
BAPA KAMI
Pi        : Mari kita satukan doa dan persembahan kita dengan doa yang ajarkan oleh Yesus sendiri
Pi+U   : Bapa kami ….
ANAK DOMBA ALLAH
Pi      : Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia
U       : Kasihanilah kami
Pi      : Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia
U       : Kasihanilah kami
Pi      : Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia
U       : Berilah kami damai
Pi      : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, berbahagilah kita yang diundang ke perjamunaNya
U       : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan dating kepada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.
Pi      : Tubuh Kristus
U       : Amin

KOMUNI
(lagu komuni)
DOA PENUTUP
I        : Marilah Berdoa,
Allah yang Mahamulia, semoga kami telah Kau segarkan dengan Tubuh dan Darah Putra-Mu, selalu hidup rukun dan damai sebagai satu keluarga yang mendapat jaminan hidup kekal dari Engkau sendiri. Demi Kristus Tuhan kami.
U       : Amin.


RITUS PENUTUP

BERKAT – PERUTUSAN
Pi        : Semoga Tuhan beserta kita
U         : Sekarang dan selama-lamanya
Pi         : Semoga saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa; dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus..
U         : Amin
Pi         : Saudara sekalian dengan ini ibadat kita telah selesai. Pulanglah dengan membawa damai Tuhan
U         : Syukur kepada Allah
LAGU PENUTUP
















Jumat, 26 Juli 2013

Penabur

PENABUR
 (Mat 13:1-9)
13:1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Bapak ibu, saudara-saudari yang terkasih
Membaca dan mendengarkan bacaan tentang seorang penabur ini, memberi inspirasi bagi saya dan semoga bagi kita sekalian sebagai seorang guru dan tenaga kependidikan tentang bagaiamana  menaburkan benih-benih kebaikan kepada anak didik kita. Hanya saja tugas kita sebagai seorang pendidik mungkin akan lebih berat dari sang penabur yang digambarkan Yesus dalam kisah tadi. Sebab sekilas tergambar tugas si penabur hanya menaburkan benih begitu saja. Tak peduli benih itu akan bertumbuh atau tidak, itu bukan urusan dia.
Sedangkan bagi kita, tugas menaburkan tidak berhenti pada membiarkan benih jatuh di tanah, melainkan harus juga bersedia menyiapkan lahan agar benih itu tidak kembali kosong melainkan menghasilkan banyak buah. Kita adalah sang penabur yang sekaligus adalah si pemilik lahan.
Benih yang kita tabor jangan sampai jatuh kepinggir jalan. Karena itu yang masih ada di pinggir jalan harus segera di bawa ke dalam kelas.
Benih tidak boleh jatuh di tanah berbatu. Karena itu yang keras kepala, yang ‘mokong’ harus dilembutkan dan digembur dulu. Harus dibuat nyaman dulu agar mereka dapat menerima materi pelajaran kita dengan baik.
Jangan sampai semak berduri membuat pengajaran kita tidak berkembang. Mungkin semak berduri itu bisa berupa  situasi kelas yang tidak kondusif, pengaruh negative dari teman-teman atau mungkin tuntutan-tuntutan kita yang terlalu berat. Di sinilah peran kita untuk membakar semak berduri itu dan menggantinya dengan pendampingan yang intensif dan hangat agar materi  pengajaran yang kita taburkan benar-benar mengakar dan berguna bagi mereka di masa depan.
Bapak ibu yang terkasih, kita memang dituntut untuk menjadi pemabur-penabur hebat, menjadi guru-guru hebat yang dengan sepenuh hati membri perhatian penuh bagi anak didik kita. Karena itu marilah terlebih dahulu kita hidup dalam terang sabda yang memberi kita inspirasi hebat setiap hari. Semoga kita tidak mengandalkan kekuatan kita senidiri dalam keseharian kita. Tetapi selalu setia berguru pada Yesus sang penabur benih yang baik.
(hugo)



Selasa, 19 Maret 2013

Santo Yusuf


Bapak Yosep yang menjaga
keluarga Nasareth
Kau piara Bunda Allah
serta Yesus Penebus

Bapak Yosep hantar kami 
pada Yesus anakmu
hingga kelak berbahagia
serta-mu selamanya

Jumat, 08 Maret 2013

Menyebrangi Sungai

Suatu hari di dalam kelas sebuah sekolah, di tengah-tengah pelajaran, pak guru memberi sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya, " Anak-anak, andaikan suatu hari kita berjalan-jalan di suatu tempat. Lalu, di depan kita terbentang sebuah sungai kecil. Walaupun tidak terlalu lebar tapi airnya sangat keruh sehingga tidak diketahui berapa dalam sungai tersebut. Sedangkan satu-satunya jembatan yang ada untuk menyebrangi sungai, tampak dikejauhan berjarak kira-kira setengah kilometer dari tempat kita berdiri.
Pertanyaannya adalah, apa yang akan kalian perbuat untuk menyebrangi sungai tersebut dengan cepat dan selamat? Pikirkan baik-baik! Tuliskan jawaban kalian di selembr kertas. Jangan sembarangan menjawab dan jawablah dengan memberi alasan. Kita akan diskusikan setelah ini."
Seisi kelas segera ramai. Masing-masing anak memberi jawaban yangn beragam. Setelah bebebrapa saat menunggu murid-murid menjawab di kertas, pak guru segera mengumpulkan kertas dan mulailah acara diskusi. Ada sekelompok anak pemberani yang menjawab, "Kumpulkan tenaga dan keberanian, ambil ancang-ancang dan dan lompatlah ke seberang sungai!" ada pula yang menjawab, "Kami akan langsung segera melompat ke sungi dan berenang sampai ke seberang."
Kelompok yang lain bilang, " Kami akan mencari sebatang tongkat pangjang untuk membantu menyebarang dengan tenaga lontaran dari tongkat tersebut." dan ada juga yang berpendapat begini, "Saya akan berlari secepatnya ke jembatan dan menyebrangi sungai. Walaupun agak lama karena jarak yang cukup jauh, tetapi lari dan menyebrangi jembatan adalah cara yang paling aman."
Setelah mendengar semua jawaban anak-anak, pak guru berkata, "Bagus sekali jawaban kalian. Yang menjawab melompat ke seberang, berarti kalian mempunyai semangat berani mencoba. Yang menjawab turun ke air berarti kalian mengutamakan praktik. Yang memakai tongkat berarti pintar memakai unsur dari luar untuk sampai ke tujuan. Sedangkan yan gberlari ke jembatan untuk menyebrang berarti lebih mengutamakan keamanan.
Bapak senang, kalian memiliki alasan atas jawaban itu. Semua jalan yang kalin tempuh adalah positif dan baik selama kalian tahu tujuan yang hendak dicapai. Asalkan kalian mau berusaha dengan keras, tahu target yang hendak dicapai, tidak akan lari gunung dikejar! Pasti tujuan kalian akan tercapai!
Pesan bapak, mulai dari sekarang dan sampai kapanpun, kalian harus lebih rajin belajar dan berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul agar berhasil sampai ke tempat tujuan."
(Dari Kumon Class diary, febrary 2011, Kumon Margorejo- Surabaya)

good morning






Kamis, 28 Februari 2013

DERMA


Seorang kaya berpesan supaya dompet besar berisi mata uang emas dimasukan ke dalam peti mayatnya. waktu masuk surga, ia bertanya kepada malekat yang menjual makanan yang sangat enak: "Bungkusan nasi ini berapa harganya?" Malaikat menjawab: "Satu Dinar." lalu, ia bertanya lagi: Pisang ini berapa harganya?" Jawab Malaikat: "Sedinar saja" Si kaya berpikir, makanan enak di surga benar-benar murah. lalu ia memilih sepuluh macam makanan dan bermaksud membayarnya dengan uang emas, yang jauh lebih berharga dari seribu dinar. tetapi malaikat menolak menerima uang emasnya dan berkata:
"Tuan kurang mengerti." si kaya bertanya: "Apa uang emasku tak cukup?"
Malaikat menjawab: "Di surga kami tidak menerima uang yang dicari, tetapi hanya uang yagn pernah didermakan."
(dari, Ke Sruga atau ke neraka, A. Hueken, SJ)