Kita bisa berubah seturut kata hati yang membawa. gerakan kaki dan tangan pasti punya tujuan. mari melangkah dan menari seturut arahan hati. kemana pergi hanya engkaulah yang tahu. selebihnya biarkan Tuhan yang diam di hati menjadi panduanmu.
Senin, 21 Mei 2012
PENGUTUSAN DAN PERUTUSAN KE "DUNIA"
Kamis, 10 Mei 2012
Jumat, 18 November 2011
Silent is Gold
BINA ROHANI
“Diam itu emas”. Silent is Gold. Ini adalah kata-kata besar yang melahirkan gagasan yang besar. Para pemikir besar selalu melahirkan pemikiran-pemikiran yang cemerlang ketika mereka mengambil waktu untuk berdiam diri. Penemuan-penemuan spektakuler datang dari kerja keras dan ketekunan yang berlangsung dalam ketenangan. Seorang tukang emas menciptakan perhiasan yang memukau mata ketika dia mengukir emasnya dalam diam. Di dalam diam dan keheningan, ada kedekatan emosional dan spiritual antara apa yang kita kerjakan dan kita yang mengerjakan pekerjaan itu. Sehingga tidak mengherankan bila seseroang bisa lupa waktu bila sedang diam menekuni sesuatu.
Alampun bertumbuh dalam diam. Benih jatuh ke tanah, masuk dalam tanah, terkubur diam dan bertumbuh perlahan-lahan, tanpa suara, tanpa orang lain tahu. Kita bangun pagi dan menemukan tunas yang mulai muncul. Daun yang mulai bertambah. Dahan yang bercabang. Batang yang membesar dan akhirnya menjadi sebatang pohon.
Kehingan adalah satu syarat mutlak bila kita ingin masuk dalam latihan Rohani yang mendalam. Dengan suasana yang relatif diam dan tenang, kita dapat masuk lebih dalam ke ruang rohani kita untuk melihat kedalaman spiritual kita.
Rohani harus mendapat pembinaan karena rohlah yang menggerakan seluruh diri kita. Ada tiga unsur dalam diri manusia, yakni tubuh, roh dan jiwa. Tubuh mencakup aspek material yang bisa diindrai dari diri seseorang. Misalnya kepala, kaki, tangan, hati jantung rambut dan telinga, serta organ tubuh lainnya. Roh adalah aspek spiritual atau mental yang tidak dapat diindrai secara kasat mata tapi sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup seorang manusia. Misalnya pemikiran, hasrat, kemauan, tanggung jawab, disiplin dan lainnya. Jiwa adalah aspek kerohanian yang mengarahkan manusia untuk bergantung dan mencari penciptanya.
Silent is Gold
BINA ROHANI
“Diam itu emas”. Silent is Gold. Ini adalah kata-kata besar yang melahirkan gagasan yang besar. Para pemikir besar selalu melahirkan pemikiran-pemikiran yang cemerlang ketika mereka mengambil waktu untuk berdiam diri. Penemuan-penemuan spektakuler datang dari kerja keras dan ketekunan yang berlangsung dalam ketenangan. Seorang tukang emas menciptakan perhiasan yang memukau mata ketika dia mengukir emasnya dalam diam. Di dalam diam dan keheningan, ada kedekatan emosional dan spiritual antara apa yang kita kerjakan dan kita yang mengerjakan pekerjaan itu. Sehingga tidak mengherankan bila seseroang bisa lupa waktu bila sedang diam menekuni sesuatu.
Alampun bertumbuh dalam diam. Benih jatuh ke tanah, masuk dalam tanah, terkubur diam dan bertumbuh perlahan-lahan, tanpa suara, tanpa orang lain tahu. Kita bangun pagi dan menemukan tunas yang mulai muncul. Daun yang mulai bertambah. Dahan yang bercabang. Batang yang membesar dan akhirnya menjadi sebatang pohon.
Kehingan adalah satu syarat mutlak bila kita ingin masuk dalam latihan Rohani yang mendalam. untuk. Dengan suasana yang relatif diam dan tenang, kita dapat masuk lebih dalam ke ruang rohani kita untuk melihat kedalaman spiritual kita.
Rohani harus mendapat pembinaan karena rohlah yang menggerakan seluruh diri kita. Ada tiga unsur dalam diri manusia, yakni tubuh, roh dan jiwa. Tubuh mencakup aspek material yang bisa diindrai dari diri seseorang. Misalnya kepala, kaki, tangan, hati jantung rambut dan telinga, serta organ tubuh lainnya. Roh adalah aspek spiritual atau mental yang tidak dapat diindrai secara kasat mata tapi sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup seorang manusia. Misalnya pemikiran, hasrat, kemauan, tanggung jawab, disiplin dan lainnya. Jiwa adalah aspek kerohanian yang mengarahkan manusia untuk bergantung dan mencari penciptanya.
Jumat, 26 Agustus 2011
TOMORROW IS TOO LATE

Mat 24:42-51
Don’t you know, where does the Satan live now? No cemeteries had been the home of Satan anymore, nor the wall street or highest trees. Because cemeteries are full of light now and all the wall streets have their own people. Nobody is afraid to be alone under the trees because they found something that really fresh more than anything that scared. So, where the satans are?
They were in your watch? They ask you not to do anything good that you want to do now but until. Because they influence your hearth with the statement that you still have time. Don’t do it now? God is so kind with you. So, you always still have time to back to Him, if the time came. This is the new way of Satan method to take you from being deep with God. He knew your week and try to catch you when you lost your concentration.
Today Jesus ask you to be careful with time. Jesus told you to keep watch and have a ready hearth to do every thing that you think it is good now. Don’t keep it till tomorrow or next time. Because if you don’t do it now you will be sorry. Those will pass away and you got nothing.
Lets with Jesus we always keep fight with Satan by saying “Tomorrow is too late”. So, I want to do it now. It is the time that God really want to do every good things. It is Theological word said Kairos: time to be saved. And time to ask somebody to be saved like you and me.
Selasa, 26 Juli 2011
RELIGIOSITAS
Seorang siswa SMP pernah mengajukan sebuah pertanyaan kepadaku saat pelajaran agama. “Pak, sebenarnya apa yang menjadi garansi seseorang dapat masuk surga? Agamanya atau imannya?” saya kenal betul siswa ini. Dia belum memeluk satu agama pun karena orang tuanya berpikir agama merupakan urusan pribadi. Dia bisa menentukan sendiri agamanya bila sudah mantap untuk memilih agama mana yang akan dianutnya.
Karena itu saya tidak ingin memberi jawaban spontan yang terlalu dangkal. Bila saya memberi jawaban iman, sebagaimana mestinya dijawab begitu, maka ia akan semakin sumringah karena dengan begitu orang tidak harus beragama. Yang berarti sama dengan mengukuhkan pendiriannya saat ini. Agama hanya membuat orang terkotak-kotak karena masing-masing agama cendrung menonjolkan perbedaannya daripada kesamaannya. Karena itu baginya beriman saja sudah cukup.
Sedangkan bila saya memberi pilihan jawaban pada agama. Maka ia malah akan semakin ngakak terbahak-bahak. Karena dia punya bukti-bukti otentik yang dapat memperlihatkan secara gamblang rentetan orang-orang beragama yang sangat mungkin tidak dapat masuk surga karena mereka secara sadar melakukan perbuatan-perbuatan yang justru dilarang oleh agama mereka sendiri. Ambil sebagai contoh, pembunuhan , korupsi, manipulasi/penipuan, aborsi, saling menghujat, saling membenci, iri hati, dendam dan lain sebagainnya.
Akhirnya saya mulia menjawab dengan memberikan anologi ini. Hidup ibarat ziarah panjang menuju satu titik akhir. Iman adalah keyakinan dasar manusia bahwa titik akhir itu adalah kembali pada Sang Khalik, Penciptanya. Agama ibarat jalan yang dapat menghantar orang pada tujuan akhir itu. Bagaimana mungkin orang dapat sampai pada tujuan kalau tidak melewati sebuah jalan? Agama karenanya, dapat dilihat sebagai condition sine qua non untuk mencapai sang pencipta.
Selasa, 12 Juli 2011
CHANGE BEGINS CHOICE

any day we wish, we can discipline ourselves to change it all. any day we wish, we can open the book taht will open our mind to new knowledge. any day we wish, we can start a new activity. any day we wish, we can start a process of life change.
we can do it immediately, or next week, or next month, or next year. We can also do nothing. We can pretend rather than perform.
And if the idea of having to change ourselves makes us uncomfertable, we can remain as we can choose rest over labor, entertainment over education, delusion over turth, and doubt over confidence. The choices ours to make. But while we curse the effect, we continue to nourish the cause.
As Shakespeare uniquely observed, “The fault is not in the start, but in ourselves.”
We created our circumstances by our past choices. We have both the ability and the responsibility to make better choices beginning today.
Those who are in search of the good life do not need more answer or more time to think things over to reach better conclucions. They need the turth. They need the whole turth. And they need nothing but the turth.
We can not allow our errors in judgment, repeated every day, to lead us down thewrong path. We must keep coming back to those basics that make the biggest difference in how our life works out. And than we must make the very choices that will bring life, happiness and joy into our daily lives.
And, if may be so bold to offer my last pice of advice, for someone seeking and needing to make changes in their life-if you don’t like how things are, change it! You are not a tree. You have the ability to totally transform every area in your life- and it all begins with your very own power of choice.
(KUMON CLASS DIARY,
Kumon Margorejo-Surabaya)